Tanjakan Ekstrem Bukan Masalah Berarti Bagi CVT Mitsubishi New Xpander

28/01/2022

Pengemudian

7 menit

Share this post:
Tanjakan Ekstrem Bukan Masalah Berarti Bagi CVT Mitsubishi New Xpander
Tanjakan ekstrem kerap menjadi momok bagi mobil bertransmisi CVT. Bagaimana dengan kemampuan Mitsubishi New Xpander untuk menghadapi rintangan seperti ini?

Tak bisa dipungkiri bahwa hampir semua mobil baru saat ini dibekali dengan transmisi CVT (Continously Variable Transmission). Salah satunya adalah Mitsubishi New Xpander yang meninggalkan transmisi otomatis konvensional 4-percepatannya.

Baik CVT maupun transmisi otomatis konvensional memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tetapi, jika kita berbicara mengenai mobil harian yang sebagian besar penggunaannya di perkotaan, CVT adalah pilihan yang logis.

Gambar Transmisi Xpander

Mitsubishi Xpander kini dibekali dengan CVT

Masing-masing punya alasan masing-masing yang sebenarnya bermuara pada satu kesimpulan, yaitu faktor kenyamanan dan efisiensi bahan bakar yang menjadi pertimbangan utama mayoritas konsumen di Indonesia. Seperti yang diungkap oleh Rifat Sungkar, brand ambassador Mitsubishi di Indonesia.

"Dengan CVT, friksi yang terjadi sangat sedikit. Dengan friksi yang sedikit, mengemudi jadi lebih menyanangkan karena tidak ada hentakan (karena tidak ada pergantian gigi)," ungkapnya.

>>> Review Mitsubishi Xpander 2022: Revisi Demi Gempuran sang Rival

Dibalik kelebihannya, tentu jenis transmisi ini tetap ada kekurangan besar yang menjadi perhatian para calon konsumen. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah, "Kuat nanjak atau tidak?"

Menjawab pertanyaan tersebut, kami pun sempat melakukan pengetesan terhadap Mitsubishi New Xpander dengan membawanya ke salah satu destinasi wisata dengan tanjakan paling ekstrem yang menjadi 'arena' pengujian bagi tim Cintamobil.com dalam melihat performa mobil dalam menanjak.

Tanjakan Kampung Salaka Menjadi Arena Pengetesan

Destinasi yang kami maksud adalah Kampung Salaka yang berlokasi di Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Selain dikenal karena panorama dan Pura Parahyangan Agung Jagatkarta, daerah ini dikenal akan tanjakan-tanjakannya yang cukup ekstrem dan menyulitkan mobil-mobil yang terisi penuh.

Gambar Tanjakan Kampung Salaka

Tanjakan Kampung Salaka memiliki derajat kemiringan 21 derajat dengan gradien 23%

Tanjakan tersebut memiliki derajat kemiringan 21 derajat dengan gradien 23%. Sebagai gambaran, mayoritas tanjakan di sekitar Jakarta hanya memiliki derajat kemiringan 10 - 15 derajat. Tanjakan 16 derajat saja sebenarnya sudah cukup menyulitkan, apalagi 21 derajat.

Untuk menguji Mitsubishi New Xpander, kami membawa personel enam orang dengan berat total lebih dari 450 kilogram. Jika mayoritas masyarakat Indonesia memiliki bobot 60 - 70 kilogram, artinya bobot tersebut sudah cukup mensimulasikan mobil yang diisin oleh tujuh penumpang dengan berat normal.

Oke cukup basa-basinya, mari kita menjawab pertanyaan utama mengenai kemampuan Xpander dalam menaklukkan tanjakan ekstrem yang telah kami pilih.

>>> Tips Mengemudi di Turunan Tajam untuk Cegah Kecelakaan

Kunci Untuk Menanjak Adalah Transmisi dan Kontrol Traksi

Faktor utama dalam kemampuan sebuah mobil untuk melewati tanjakan sebenarnya bukan dari tenaganya. Tetapi, kemampuan mobil dalam mendistribusikan tenaga dengan baik dari mesin ke permukaan jalan. Artinya, transmisi dan kemampuan ban untuk mencari traksi menjadi dua hal yang paling penting.

Untuk menanjak dengan Mitsubishi New Xpander, kami menggunakan gigi L (Low) pada transmisi. Kami sengaja tidak menggunakan momentum karena ingin melihat kenadalan mobil ini saat terjebak dalam situasi yang biasa dialami oleh para konsumen. Yaitu menanjak di tengah kemacetan daerah Puncak.

Saat melewati tanjakan, awalnya kami ragu karena mesin mobil terasa seperti kekurangan tenaga untuk menanjak. Padahal, pedal gas sudah kami tekan 100% namun putaran mesin tetap konsisten di kisaran 2.000 - 3.000 rpm. Kenyataannya, Xpander sanggup menaklukkan tanjakan dengan sudut kemiringan dan gradien ekstrem dengan cukup baik.

Gambar Mesin Xpander

Xpander dibekali mesin 1.499 cc dengan tenaga 103,5 HP dan torsi 141 Nm

Setelah ditilik kembali, kami baru sadar bahwa putaran rendah dari mesin sebenarnya bukan karena tenaga yang tersedia tidak cukup. Xpander facelift ini dibekali dengan mesin 4-silinder DOHC 1.499 cc berkode 4A91 dengan teknologi MIVEC yang mampu menghasilkan tenaga 103,5 HP dengan torsi 141 Nm. Sangat cukup untuk sebuah Low MPV 7-seater.

Fenomena yang kami alami sebenarnya adalah kemampuan transmisi dan kontrol traksi Mitsubishi New Xpander dalam menyalurkan tenaga yang optimal untuk digunakan mobil dalam melaju ke atas. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, kemampuan mobil dalam mendistribusikan tenaga ke permukaan jalan adalah kunci.

Sistem ECU yang tersemat pada Xpander memberikan sinyal pada mesin, transmisi, dan kontrol traksi untuk mengeluarkan serta mendistribusikan tenaga dengan tepat agar ban mobil mendapatkan traksi terbaik dan dapat melajukan mobil saat melewati tanjakan.

Gambar Tanjakan Salaka

Xpander bisa melewati tanjakan tanpa banyak 'drama'

Terbukti, Xpander sama sekali tidak mengalami wheelspin sehingga tenaga mesin tidak terbuang percuma dan mobil pun tidak 'melorot' ke bawah dan menimbulkan kepanikan pada pengemudi. Ini sebenarnya cara menanjak yang optimal. Artinya mobil ini tak sepenuhnya bergantung pada kualitas grip dari ban.

Pasalnya, jika mobil terlalu bergantung pada kualitas grip ban, akan ada masanya ban tersebut mengalami keausan dan pada akhirnya membuat mobil justru kesulitan saat menanjak.

>>> Tertarik Untuk Membeli Mobil Bekas? Silahkan Klik di Sini

Mengawali karir sebagai jurnalis otomotif di tahun 2017, Taufan mengisi berbagai posisi mulai dari reporter, test driver, dan host untuk salah satu portal berita otomotif nasional. Kini, Ia bergabung sebagai content writer di Cintamobil.com. Taufan merupakan lulusan Hubungan Internasional Fakultas
 
back to top