
Setiap orang membutuhkan transportasi dalam berpergian, baik itu kendaraan pribadi maupun sarana transportasi umum. Namun tahukah anda bahwa masyarakat Indonesia cenderung untuk berpergian menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan transportasi umum yang disediakan pemerintah maupun pihak swasta. Berikut ini 5 alasan orang tak suka naik angkutan umum.
1. Faktor Kenyamanan
Tidak aman dan tidak nyaman membuat banyak orang enggan naik angkot
Kondisi angkutan umum yang kurang layak menjadi salah satu alasan orang enggan naik angkutan umum. Tidak sedikit kualitas armada angkutan umum berada jauh di bawah standar kelayakan. Bahkan beberapa armada yang dipakai sudah berusia tua. Hal ini dikarenakan perusahaan pemilik angkutan umum lebih mengutamakan keuntungan daripada kualitas pelayanan kepada konsumennya. Kebersihan di dalam angkutan umum pun jarang diperhatikan. Bau pesing dan bekas permen karet terkadang menempel dimana-mana.
Ketidak nyamanan penumpang juga berasal dari kebiasaan sopir angkutan umum yang sering ugal-ugalan. Sopir dan kondektur membutuhkan uang yang banyak untuk membayar setoran sewa angkutan umum. Hal ini belum termasuk dengan biaya bensin dan uang makan mereka sehingga ‘kejar setoran’ menjadi salah satu alasan untuk ugal-ugalan di jalan. Belum lagi ditambah dengan faktor saingan dengan sesama angkutan lainnya.
>>> Baca juga: 5 Mobil Unik Di Listing Cintamobil.com Yang Belum Pernah Anda Lihat Sebelumnya
Selain itu, gangguan terhadap kenyamanan penumpang juga datang silih berganti. Mulai dari pedagang asongan, orang yang meminta sumbangan hingga para pengamen yang tak jarang meminta uang dengan memaksa. Hal ini tentu membuat penumpang merasa sangat tidak nyaman.
2. Faktor Keamanan
Alasan kedua yang menjadikan masyarakat malas untuk memilih angkutan umum dalam berpergian adalah dikarenakan faktor keamanan yang kurang. Sudah banyak berita-berita di televisi nasional maupun koran yang memuat berita tentang korban kejahatan yang terjadi di angkutan umum. Pencopetan dan perampokan di dalam angkutan umum merupakan tindak kejahatan yang paling sering terjadi. Tidak sedikit juga masyarakat yang menjadi korban penipuan dan hipnotis ketika berada di angkutan umum. Barang berharga yang hilang pun berbagai macam. Mulai dari sejumlah uang tunai, kartu atm, dompet beserta isinya, perhiasan berharga seperti gelang dan kalung, ponsel hingga laptop.
Selain perampokan dan penipuan, banyak juga terjadi pelecehan seksual hingga kasus perkosaan di dalam angkutan umum. ‘Kesempatan dalam kesempitan’ biasanya menjadi motif dalam tindak kejahatan ini. Pelaku memanfaatkan kondisi angkutan umum yang berdesak-desakan untuk mendekati korban dan melakukan pelecehan seksual. Beberapa kasus bahkan menunjukkan tindak penculikan dan perkosaan menggunakan angkutan umum.
>>> Pentingnya Sistem Keselamatan yang Benar dalam Mobil: Mengurangi Angka Kecelakaan
Sudah makin membaik, orang banyak yang ragu naik angkutan umum
3. Faktor Disiplin dan Ketepatan Waktu
Sudah menjadi rahasia umum bahwa angkutan umum di Indonesia sering kali tidak berangkat atau sampai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kebiasaan ngetem, terutama pada angkutan umum bis dan angkot, menjadi hal yang menyebabkan keterlambatan. Tak jarang ngetem dilakukan pada waktu yang cukup lama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penumpang yang lebih banyak. Namun, hal ini justru membuat masyarakat yang menggunakan angkot dapat terlambat dalam masuk kerja ataupun dalam menghadiri acara lainnya.
>>> Tips pengemudian terbaru dan terlengkap bisa Anda dapatkan di sini
4. Faktor Efisiensi & Ekonomis
Tidak jarang untuk sampai pada tempat tujuan tertentu masyarakat harus berganti-ganti naik turun angkutan umum. Hal ini membuat ongkos menjadi lebih mahal walaupun jaraknya tidak terlalu jauh. Beberapa kasus bahkan tidak ada angkutan umum yang langsung menuju ke tempat tujuan dan mengharuskan orang tersebut untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk naik ojeg, becak dan sebagainya. Hal seperti ini tentu tidak efisien dan memakan biaya yang lebih mahal daripada menggunakan kendaraan pribadi secara langsung.
5. Faktor Gengsi
Masyarakat Indonesia masih kental dengan budaya gengsi yang tinggi. Naik mobil atau kendaraan pribadi sering dianggap orang kaya atau memiliki kelas sosial yang tinggi dibandingkan dengan orang yang naik angkutan umum. Selain itu, menggunakan kendaraan pribadi juga dapat meningkatkan kepercayaan diri. Hal ini menyebabkan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan angkutan umum dengan alasan malu karena gengsi.
>>> Sedang mencari membeli mobil bekas terbaik di pasaran? Dapatkan informasinya di sini
Gengsi membuat orang enggan naik angkutan umum