Sebenarnya, tidak ada hukum yang mengharuskan seseorang yang melihat kondisi kecelakaan untuk berhenti dan menolong korban kecelakaan lebih lanjut. Terlebih ketika Anda tidak memiliki pengetahuan medis untuk menolong korban.
1. Jangan gegabah dalam bertindak
Ketika kita melihat ada kejadian kecelakaan, beberapa pengguna jalan umumnya berhenti untuk menolong korban, terkadang memindahkan korban ke tepi jalan. Akan tetapi, kita harus berhati-hati dalam memberikan pertolongan. Jangan sampai, pertolongan yang kita berikan justru memperburuk keadaan korban.
Menurut beberapa sumber, mengangkat korban kecelakaan berindikasi memperparah luka yang diterima korban. Bagi orang awam yang tidak mengetahui pengetahuan medis, kesalahan mengangkat korban bahkan bisa menimbulkan cedera baru.
Ketika berada di tkp kecelakaan, jangan berhenti tiba-tiba hanya untuk melihat
Kepada media, seorang perawat Paramedis Ambulans di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta, Yandi mengungkapkan bahwa bagi pengemudi atau masyarakat yang menyaksikan adanya korban dalam sebuah insiden kecelakaan tidak boleh mengangkat atau memindahkan korban ke tempat lain.
>>> Ingin memiliki mobil bekas dengan sistem keselamatan terbaru? Dapatkan hanya di Cintamobil
Menurut Yandi, orang awam terkadang tidak tahu cedera yang bisa saja dialami oleh korban kecelakaan. Bisa jadi, korban mengalami patah tulang dan ketika diangkat atau dipindahkan, kondisi tersebut menjadi lebih parah karena kesalahan pada cara dan proses pengangkatan.
Kepada media Yandi mengatakan, “Ketika mengalami patah tulang di leher atau bagian lainnya, akan berbahaya. Jika salah, korban bisa meninggal dan mengalami luka patah tulang yang lebih serius,” Minggu, (1/7).
>>> Sadari titik berbahaya di jalan raya yang harus Anda hindari
Sedangkan pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jursi Pulubuhu, juga menegaskan hal yang sama. Lelaki yang sudah 30 tahun malang melintang di dunia pendidikan bidang safety driving dan safety riding ini mengungkapkan ketakutannya ketika ada orang awam yang mengangkat korban kecelakaan di jalan raya.
Biarkan petugas medis yang memiliki pengetahuan menyelamatkan korban
“Boleh diangkat? tidak boleh, tunggu orang yang berkompeten, karena hanya dia yang tahu teknik CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) Kalau sembarang angkat, korban yang mengalami patah tulang rusuk bisa tembus ke paru-paru,” sebagaimana dijelaskan Jusri kepada media, Minggu (1/7).
Menurut Jusri, misalkan korban yang mengalami kecelakaan terjepit sepeda motor, tugas pengendara maupun masyarakat yang menyaksikan hanyalah memindahkan motornya. “Ketika orang itu pakai helm, jangan dibuka helmnya, nanti luka dalam atau retak kepala bisa melebar ketika helmnya dilepas.”
>>> Tips lalu lintas paling akurat dan terpercaya bisa Anda dapatkan di sini
2. Apa yang harus dilakukan ketika melihat kecelakaan?
Disebut dengan duty to rescue, atau tugas untuk menyelamatkan tidak berdampak kepada pengendara atau pengguna jalan lain yang berada di kondisi kecelakaan. Masyarakat sekitar tidak bisa disalahkan ketika tidak membantu korban kecelakaan.
Karena itu, jangan berada di sekitar lokasi kecelakaan hanya untuk melihat atau mendokumentasikan. Hal ini hanya akan membuat lalu lintas menjadi macet yang akan menyusahkan ambulans atau petugas medis yang ingin menyelamatkan korban.
Anda bisa memindahkan motor atau kendaraan yang menghimpit korban
Duty to rescue ditimpakan kepada penyebab kecelakaan. Jika Anda yang menyebabkan kecelakaan, Anda memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bantuan. Pengecualian yang lain adalah ketika Anda memiliki hubungan khusus kepada korban kecelakaan. Hubungan yang disebutkan yaitu hubungan keluarga, pembawa kendaraan dan penumpang, serta guide dan tamu.
Lebih lanjut, masyarakat sekitar disarankan untuk menghubungi petugas medis atau rumah sakit terdekat ketika terjadi kecelakaan. Menghubungi petugas medis merupakan pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong korban kecelakaan.
>>> Dapatkan beragam tips dan trik otomotif lainnya hanya di sini