Beragam Jenis Masker, Mana Paling Ampuh Tangkal Virus Corona?

11/04/2020

Pengemudian

3 menit

Share this post:
Beragam Jenis Masker, Mana Paling Ampuh Tangkal Virus Corona?
Ada banyak jenis masker dijual di pasaran dengan beragam harga. By the way kira-kira mana yang paling cocok dan ampuh untuk menangkal virus Corona (COVID-19).

Seiring meluasnya virus Corona (COVID-19) di dunia, kebutuhan alat pelindung diri (APD) berupa masker menjadi sangat vital. Bahkan kekurangan produk masker di berbagai negara membuat industri lain untuk sementara waktu beralih menjadi produsen masker. Seperti yang dilakukan BYD dan Wuling di China, atau GM dan Ford di Amerika Serikat. Para produsen mobil tersebut memanfaatkan sebagian pabriknya untuk memproduksi masker guna membantu penanganan COVID-19.

Foto masker buatan Wuling di China

Banyak industri lain beralih menjadi produsen masker

Di Indonesia Pemerintah juga mewajibkan masyarakat memakai masker saat keluar rumah. Tujuannya mencegah penyebaran virus Corona melalui droplet atau cipratan cairan-cairan kecil yang keluar saat seseorang bersin / batuk. Tak peduli pejalan kaki, naik sepeda motor, pengemudi mobil maupun yang jadi penumpang, semuanya wajib memakai masker. Seiring keputusan itu masker di Indonesia juga menjadi barang paling dicari masyarakat hingga membuatnya menjadi langka.

>>> Bukan Hanya TransJakarta, Naik Transportasi Umum Apapun Wajib Pakai Masker

Jenis-jenis Masker

Terlepas dari semua itu, ada beragam jenis masker beredar di masyarakat. Setidaknya ada 4 jenis masker dengan beragam kelebihan dan kekurangannya, yaitu masker masker bedah (surgical mask), masker N95 (ekuivalen), masker kain, dan facepiece respirator. Nah, kira-kira mana yang paling ampuh untuk menangkal virus Corona?

Masker bedah (Surgical Mask)

Foto seorang pengemudi memakai masker bedah

Jenis masker bedah kini tak lagi khusus di ruang bedah

Dinamakan demikian karena masker ini sering dipakai para dokter di ruang operasi, meski sebenarnya jenis masker ini juga dijual di apotik, toko peralatan kesehatan, bahkan di pasaran umum. Masker bedah efektif mencegah keluarnya droplet saat bersin dan batuk. Namun tidak cukup efektif melindungi dari partikel airborne (aerosol) menyebar melalui udara dikarenakan efek filtrasinya (kemampuan menyaring partikel udara) kurang dari 95 persen.

Masker N95

Masker N95 lebih baik dibanding masker bedah karena memiliki tingkat filtrasi lebih dari 95 persen. Masker ini dapat mencegah keluarnya cipratan saat bersin/batuk, namun hanya efektif dipakai satu kali dengan durasi maksimal 8 jam. Lebih dari itu kemampuannya menurun. Meski demikian, jika ketersediaannya minim, masker N95 bisa dipakai lagi setelah dicuci dan dikeringkan tanpa sinar UV, lalu ditunggu 3-4 hari sebelum dipakai lagi.

>>> Bantu Lawan Corona, Pabrik FCA Mulai Produksi Masker

Foto Masker N95

Masker N95 lebih baik dibanding masker bedah

Masker kain

Masker kain punya tingkat filtrasi paling rendah dibanding yang lain, hanya sekitar 10-60 persen. Bisa dipakai untuk mencegah tersemburnya droplet dalam jumlah besar saat bersin dan batuk, namun tidak bisa mencegah partikel-partikel kecil seperti aerosol/partikel airborne. So, bagi orang yang memiliki flu atau gejala flu seperti batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam disarankan untuk tidak memakai masker kain, tapi masker bedah.

Foto seorang gadis Memakai masker kain

Menggunakan masker kain masih lebih baik dari pada tidak menggunakannya sama sekali

Masker Facepiece Respirator

Jenis masker berikutnya yaitu facepiece respirator. Secara kualitas masker facepiece respirator adalah yang terbaik dibanding yang lain. Masker ini punya kemampuan menyaring udara (filtrasi) hingga 99 persen sehingga benar-benar melindungi dari segala virus, racun, hingga partikel udara berbahaya yang lain. Dengan memakai masker ini ketika bersin atau batuk pun droplet tidak akan menyembur keluar baik dalam jumlah besar maupun kecil. Masker facepiece respirator bisa dipakai berulang-ulang, namun harus dilakukan disinfektan setelah dipakai sebelumnya.

Dengan beragam kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, efektifitas penggunaan keempat jenis masker di atas juga berbeda satu sama lain. Masker bedah dan masker N95 dipakai untuk tenaga medis yang sering kontak langsung dengan pasien COVID-19 dan dipakai oleh pasien COVID-19 itu sendiri. Masker facepiece respirator dipakai orang-orang dengan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya, seperti laboratorium kimia, hingga orang yang bekerja di daerah radiasi nuklir.

Masker kain untuk penggunaan umum. Terkait instruksi penggunaan masker kain oleh Pemerintah lebih ditujukan untuk masyarakat dalam kondisi sehat, dengat tetap memperhatikan anjuran social distancing (jarak aman) 1 meter. Setelah dipakai dianjurkan untuk mencuci dengan sabun atau detergen lalu dikeringkan sebelum digunakan lagi.

>>> Terpaksa Berkendara Keluar Rumah saat WFH? Perhatikan 10 Hal Berikut!

Foto menunjukkan seseorang menggunakan Masker facepiece respirator

Masker facepiece respirator, untuk penggunaan di tempat berbahaya

“Masyarakat yang dalam kondisi sehat dapat menggunakan masker kain di tempat umum serta tetap menjaga jarak 1--2 meter, sedangkan masyarakat yang kurang fit atau memiliki gejala flu atau influenza, seperti batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, dan nyeri tenggorokan dianjurkan untuk menggunakan masker bedah,” tutur Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), salah satu dokter ahli paru Rumah Sakit Persahabatan, seperti dikutip dari laman Pertamina, (8/4/2020).

Masih dari sumber yang sama Komite PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Wiwi Handayani, S.Kep.Ners. menuturkan memakai masker kain jauh lebih baik dibanding tidak memakai sama sekali. “Gunakan masker sesuai dengan kondisi tubuh. Bagi masyarakat yang sehat, silakan gunakan masker kain sesuai dengan arahan Pemerintah. Karena menggunakan masker kain lebih baik dibandingkan tidak menggunakan sama sekali,”.

>>> Berita otomotif terlengkap lainnya bisa Anda temukan di Cintamobil.com

Satu-satunya anggota redaksi yang berbasis di Jawa Tengah. Bergabung di Cintamobil.com sejak 2017 sebagai Content Writer. Saat ini, kerap menulis berbagai informasi seputar lalu lintas dan perkembangan transportasi di Indonesia.
 
back to top