Zaman Berubah Namun Pembuatan Mobil Masih Menggunakan Cara Konvensional

12/08/2018

Pasar mobil
Share this post:
Zaman Berubah Namun Pembuatan Mobil Masih Menggunakan Cara Konvensional
Mengapa di zaman yang semakin maju ini, cara membuat mobil masih menggunakan metode konvensional? Konotasi konvensional menurut kami adalah cara pembuatan mobil menggunakan media tanah liat. Memang jika dibandingkan dengan teknologi 3D dan Virtual Reality abad ini, rasanya masih terkesan kuno untuk menerapkan metode pembuatan mobil dari tanah liat. Mengapa hal tersebut nyatanya masih digunakan?

Perlu kita ketahui aspek desain pada mobil menjadi hal yang cukup penting di era modern ini. Berbeda halnya dengan zaman dulu yang mana mobil didefinisikan sebagai alat transportasi untuk mempercepat mobilitas pemiliknya. Memang tak dipungkiri, desain eksterior dan interior menjadi salah satu pertimbangan penting dalam memilih mobil bagi para konsumen. Alasan utamanya lebih ditekankan tentang karakter sang pengendara baik sporty, ekslusif hingga maskulin. Namun dari fenomena tersebut, tahukah Anda bahwa pembuatan mobil masih menerapkan metode konvesional? Jika melihat kemajuan teknologi yang semakin pesat, nyatanya perusahaan otomotif tidak mengaplikasikan esensi praktis dari teknologi melainkan lebih memilih untuk menggunakan metode pembuatan mobil menggunakan media tanah liat. Apa alasannya?

Sejarah otomotif tidak lagi dilihat sebagai alat transportasi saja namun lebih kepada desain

Perubahan dunia otomotif yang bukan lagi sebagai alat transportasi saja namun merambah ke aspek desain

>>> Simak di sini harga Toyota Voxy, MPV mewah dengan harga terjangkau yang cocok untuk Anda

Alasan utama adalah perusahaan otomotif berlomba-lomba untuk menciptakan mobil dengan sentuhan artistiknya masing-masing. Seperti perusahaan otomotif Jepang misalnya, pembuatan mobil Toyota lebih mengedepankan filosofi kebudayaan yang sangat kental. Menerapkan esensi kelembutan serta keseimbangan dalam setiap lekuk bodi produknya. Berbeda halnya dengan Mazda, meski sama-sama dari negara Jepang, namun Mazda lebih mengedepankan esensi Natural di setiap lekuk bodi produknya. Menyiratkan keindahan dengan nuansa artistik khas Timur.

Nampak sang perancang Mazda sangat menjiwai dalam membuat produknya yang dinamai dengan desain KODO Soul of Motion

>>> Simak di sini harga Toyota Rush terbaru 2018, SUV gagah dan sporty yang dibanderol dengan harga terjangkau

Sejalan dengan hal tersebut, perusahaan otomotif nyatanya masih banyak menggunakan metode tanah liat daripada harus menerapkan teknologi terkini layaknya 3D Printing. Alasannya cukup masuk akal menurut kami, pembuatan mobil tanah liat lebih mudah untuk diukir kembali. Sehingga, kesalahan dalam prosesnya masih bisa diperbaiki kembali supaya desain yang tercipta sesuai dengan si Maker atau perancang utamanya.

Membuat mobil dari tanah liat merupakan cara konvesional yang nyatanya masih diaplikasikan oleh perusahaan otomotif

Metode Sculpting dengan tanah liat masih diaplikasikan hingga kini

Berbeda dengan teknologi 3D Printing yang berjalan secara “otomatis” sesuai sketsa awal via komputer. Memang jika dilihat dari kepraktisan, metode ini cukup menjanjikan. Mengingat sang perancang hanya membuat desain lewat aplikasi khusus lalu mesin 3D Printing akan mengeksekusinya sesuai sketsa awal. Namun ada sisi negatif dari metode ini seperti hilangnya esensi artistik dari model itu sendiri.

Membuat mobil 3D Printing diklaim lebih praktis namun kehilangan nuansa natural dari sentuhan tangan manusia

Teknologi 3D Printing dalam membuat mobil

>>> Sang Jawara Penjualan Di Awal Tahun 2018, Mitsubishi Xpander, kini dijual dengan harga spesial

Di sisi yang lain, metode konvensional lebih terasa ekslusif dan sukses menjadi sosok “Masterpiece” bagi sang perancang. Berbeda dengan teknologi 3D Printing yang lebih menekankan unsur robotik, metode tanah liat lebih mendapatkan elemen kuat dari tangan asli manusia terhadap produk yang diciptakan. Seakan manusia yang memberikan nyawa terhadap ciptaan tangannya dipadu dengan unsur-unsur budaya yang melekat kuat sehingga memberi karakteristik dan karisma daripada pesaing-pesaing lainnya.

Lekuk desain bodi mobil serta sisi Front Grille diukir secara halus dan professional oleh sang perancang. Belum lagi, sisi profesionalitas juga ditaruhkan di sini, tak butuh waktu berjam-jam untuk mengukir sesuai kemauannya. Bayangkan saja, apabila dirancang menggunakan Stylus atau Mouse pada komputer, proses ini akan membutuhkan waktu sangat lama bahkan bisa berhari-hari.

Pembuatan Mobil menggunakan cara konvensional membutuhkan tingkat presisi yang tinggi serta jiwa artistik

Metode pembuatan mobil dari tanah liat diklaim lebih ekslusif karena adanya unsur seni, ketelitian yang tinggi serta kesabaran dalam menerapkannya

Kami sendiri aslinya cukup mengapresiasi keputusan perusahaan otomotif untuk tetap menerapkan metode konvesional dalam proses pembuatan mobil. Unsur eksklusif, klasik bahkan budaya kental dari suatu negara, bisa terasa kuat pada lekuk bodi mobil tersebut. Seakan memberi sebagian jiwa dari sang perancang kepada modelnya, yang akhirnya konsumen dapat merasakan esensi tersebut sukses tersampaikan. Entah itu futuristik, klasik, modern, stylish maupun sporty, semua mobil memiliki karakteristiknya sendiri. Memberi beragam pilihan bagi konsumen untuk memilih sesuai hasratnya. Bukan hanya sebagai alat transportasi sehari-hari namun juga desain eksterior yang sukses menyampaikan karakter dari sang pengendara.

>>> Simaklah berita otomotif lainnya di sini

 
back to top