
Toyota adalah pabrikan asal Jepang yang tidak pernah berhenti berinovasi, buktinya Toyota sedang mendevelop (membuat) BBM (Bahan Bakar Minyak) dari asap knalpot. Bahkan diklaim jika mobil pakai BBM ini akan sama bersihnya dengan pakai mobil listrik.
Synthetic Fuel / e-Fuel Toyota
"Yang sedang kita (Toyota) kembangkan adalah Synthetic Fuel / e-Fuel, Synthetic Fuel / e-Fuel," kata Dr. Indra Chandra Setiawan., S.T., M.T, selaku Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufucturing (TDEM).
e-fuels sama bersihnya seperti pakai mobil listrik
"Itu apa? Synthetic Fuel / e-Fuel itu adalah Liquid (Cair) bentuknya, kita produced (produksi) secara artificial dari karbondioksida (CO2), lalu dikombinasikan dengan reaksi, dengan Hydrogen hasilnya itu Liquid Fuel," jelas pria dengan sapaan akrab Indra ini.
Saat ini teknologi Direct Air Capture disinyalir masih mahal
Lebih lanjut Indra menjelaskan, "Bahan bakunya apa? Kita punya yang kita ingin kurangi itu which is CO2, namun teknologinya harus kita kembangkan yaitu Direct Air Capture, jadi CO2 dari udara kita ambil, kita tangkap dari pembangkit lalu kita kombinasikan dengan Hydrogen nanti itu menjadi Fuel (Synthetic Fuel)," papar Indra.
>>> Toyota Siap Jual 70 Model Mobil Listrik Di Tahun 2023
Keuntungan Pakai Synthetic Fuel / e-Fuel Toyota
"Keuntungannya apa? Fuel ini akan kita kategorikan sebagai Carbon Neutral," yakin Indra sapaan akrab Indra Chandra Setiawan. Ini berarti kalau pakai Synthetic Fuel Toyota sama bersihnya dengan pakai mobil listrik.
"Karena kalau misal ada CO2 di udara, kalau kita menggunakan Low Carbon Fuel kan akan dihisap oleh tanaman, kemudian kita pakai dibakar lagi, dan seterusnya," jelas pria asal kota Pempek (Palembang) ini.
"Karbon dioksida kita ambil dari pembangkit, kita reaksikan dengan Hybdrogen tetap menjadi Liquid Fuel, keuntungannya adalah dua-duanya ini Carbon Neutral, jadi ini menjadi salah satu pilihan, mengapa Toyota juga turut mengembangkan Synthetic Fuel," kata Indra yang bermukim di Bekasi, Jawa Barat ini.
Dr. Indra Chandra S., S.T., M.T, Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufucturing (TDEM)
"Dan dia juga High Energy Density, kalau baterai kita perlu ukuran besar untuk dapat menempuh jarak yang jauh, sedangkan dengan Liquid itu sudah sama seperti gasoline (bensin) dan diesel," jelas Indra berapi-api.
"Dan tentunya ini jadi salah satu keunggulan, dan yang terpenting juga ini bisa digunakan oleh kendaraan yang saat ini sudah ada di jalan saat ini. Tadi pak Agus sampaikan (ada) 25 juta dan 125 juta untuk sepeda motor," cuap pria berkacamata minus ini.
Singkatnya jika teknologi elektrifikasi digabung misalnya untuk plug-in (PHEV) dan hybrid yang mana masih ada engine (mesin), "Dengan menggunakan e-fuel atau biofuel ya kita bisa meng-achieve CO2 neutral yang sama, karena engine nya juga membakar karbon dari bahan bakar yang sudah neutral carbon itu, jadi ini kita membuat closed-loop dengan teknologi apapun disesuaikan dengan utilisasinya," kata Indra dalam sebuah seminar di kampus ITB kemarin (1/12).
Tantangan Synthetic Fuels
"Yang perlu kita kembangkan itu raw material recovery untuk menghasilkan synthetic nya. We can use our existing truck, vazel, SPBU nya sama and so on. Bagaimana kita menghasilkan Green Hydrogen dengan murah, bagaimana kita menangkap CO2 dengan gampang, ketika ini kita berhasil tentunya secara biaya akan sangat lebih murah," tutup Indra dikutip Cintamobil.com.