
Upaya memperbaiki kualitas udara dilakukan serius di Singapura. Salah satunya dengan mengurangi emisi pembakaran kendaraan bermotor dan mendorong warga beralih ke moda transportasi ramah lingkungan. Yang terbaru Pemerintah Singapura bakal menghentikan penjualan mobil dan taksi bermesin diesel mulai 2025.
5 tahun lebih cepat dari rencana
Pengumuman di atas disampaikan secara resmi oleh Otoritas transportasi darat Singapura, Land Transport Authority (LTA). LTA memperjelas, pada tahun 2040 semua kendaraan yang beroperasi di Singapura adalah kendaraan ramah lingkungan. Dan itu akan dilakukan secara bertahap.
“Langkah-langkah ini akan mendukung target Singapura untuk menghentikan pendaftaran mobil diesel dan taksi baru mulai tahun 2025, mewajibkan semua pendaftaran mobil dan taksi baru menjadi model energi yang lebih bersih mulai tahun 2030, dan membuat semua kendaraan beroperasi dengan energi yang lebih bersih pada tahun 2040.” tulis LTA dalam laporan resminya, (4/3/2021).
>>> Warga Singapura yang Beli Mobil Listrik Bisa Dapat Diskon Ratusan Juta
Mobil diesel bakal dilarang di Singapura
Langkah yang dimaksud di atas bahwa Pemerintah tengah membangun banyak sekali stasiun pengisian kendaraan listrik (EV). Targetnya sebanyak 60.000 stasiun pengisian berdiri di seluruh Singapura hingga tahun 2030, terdiri dari 40.000 di tempat parkir umum dan 20.000 di tempat pribadi.
8 kota siap EV pada 2025
Sejauh ini, menurut laporan LTA semua tempat parkir di 8 kota dinyatakan siap. Pada tahun 2025 bakal dilengkapi titik pengisian kendaraan listrik (EV charging port). Yaitu di kota Ang Mo Kio, Bedok, Choa Chu Kang, Jurong West, Punggol, Queenstown, Sembawang, dan Tengah. Kota-kota ini dipilih karena tersebar dengan baik di seluruh Singapura, dan memiliki konsentrasi tinggi tempat parkir mobil dengan kapasitas listrik yang ada untuk mendukung penyebaran titik pengisian.
Perlu diketahui, sebagian kecil (sekitar 2,9%) mobil penumpang di Singapura masih menggunakan mesin diesel. Dan porsi terbesar digunakan untuk taksi. Dengan adanya pelarangan diatas, praktis tidak akan ada lagi penjualan mobil baru bermesin diesel mulai 2025. Aturan ini sedikit berbeda dengan kendaraan barang dan bus bermesin diesel karena pelarangan belum berlaku untuk keduanya.
Pelarangan penjualan mobil diesel dan transisi ke kendaraan listrik bukan satu-satunya upaya mengurangi emisi. Pemerintah Singapura juga mengupayakan cara lain seperti mendorong penggunaan tenaga listrik dari matahari, menanam 1 juta lebih pohon, memperluas jaringan kereta api dan sepeda, serta mengurangi sampah yang dikirim ke TPA sebesar 20% selama lima tahun ke depan. Bagaimana dengan Indonesia?
>>> Kelebihan dan Kekurangan Mobil Listrik yang Dijual di Indonesia
Ditargetkan 60 ribu tempat pengisian kendaraan listrik berdiri di Singapura pada 2025