Jaringan pengisian daya (supercharger) Tesla berkembang pesat pada 2021 seiring permintaan kendaraan yang juga meningkat. Jaringan tersebut tersebar di seluruh dunia, khususnya di negara yang menjadi pasar besar Tesla seperti Amerika, Eropa, dan China.
2.966 stasiun
Dalam laporan terbarunya, Tesla mengungkap jumlah stasiun pengisian daya yang beroperasi hingga paruh pertama 2021 sebanyak 2.966 stasiun, dengan konektor sebanyak 26.900 (rata-rata 9 konektor per stasiun).
Angka tersebut berkat penambahan 267 stasiun baru yang didapat di kuartal II (April-Juni). Sedangkan dibanding paruh pertama 2020, peningkatan yang dicapai sebesar 46% dimana saat itu Tesla hanya memiliki 2.035 stasiun.
>>> Tesla Buka Stasiun Pengisian Supercharger Pertama di ASEAN
Jaringan pengisian daya Tesla berkembang pesat
Saat ini seluruh stasiun yang beroperasi berupa supercharger V3 yang memiliki output 250 kW dan kompatibel dengan semua model Tesla. Perusahaan sendiri tengah mengupayakan stasiun baru dengan output hingga 300 kW.
Dengan Supercharger V3 saja pemilik Model 3 Long Range hanya butuh waktu 5 menit untuk mendapatkan kapasitas baterai dengan jarak tempuh hingga 120 Km, dengan supercharger lebih besar kapasitas yang didapat pastinya lebih besar dengan jarak tempuh lebih panjang.
Yang tak kalah menarik menarik dan menjadi pembicaraan hangat adalah pernyataan Elon Musk yang akan membuka stasiun pengisian daya Tesla untuk mobil listrik merek lain mulai akhir 2021. Selain meningkatkan profitabilitas perusahaan, kemungkinan besar bisa mempercepat perluasan jaringan di wilayah lain.
Potensi pendapatan sharing supercharger
Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika, Goldman Sachs, mencoba membuat perhitungan atas rencana Musk di atas. Hasilnya menakjubkan, jika peningkatan stasiun pengisian daya mencapai 500.000 stall/konektor, pendapatan Tesla diperkirakan bertambah 25 miliar USD atau lebih dari Rp 350 triliun per tahun.
>>> Jaringan Pengisian Daya Tesla Bakal Dibuka Untuk Merek Lain
Estimasi pendapatan Tesla dari sharing supercharger
“Dalam Exhibit 4, kami menunjukkan potensi peluang pendapatan jika Tesla membuka jaringan Superchargernya ke kendaraan non-Tesla dan membebankan biaya per penggunaan. Kolom pertama menunjukkan peluang monetisasi dengan basis pengisi daya 25k Tesla yang terpasang saat ini, dan jika basis tersebut tumbuh menjadi 500 ribu Supercharger dalam jangka panjang untuk tujuan ilustrasi (bisa menjadi 25+ miliar dalam pendapatan tahunan, tergantung pada penggunaan dan harga rata-rata.” tulis Goldman Sachs.
>>> Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Mobil Listrik di Indonesia