Tak bisa dipungkiri lagi bahwa penyebaran virus corona memberikan dampak sangat signifikan terhadap penjualan mobil di Indonesia.
Rapor merah telah dicatatkan oleh para pabrikan di Indonesia terkait penjualannya sejak pemerintah menerapkan aturan soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tak cuma itu, PSBB juga mengakibatkan terbatasnya aktivitas di sejumlah dealer yang turut berkontribusi terhadap penurunan penjualan mobil.
>>> Mungkinkah GIIAS 2020 Dihelat Secara Virtual?
"Kebutuhan mobil atau kendaraan bukan merupakan kebutuhan primer. Jadi kalau kebutuhan primer itu bahan makanan, obat-obatan dan lain segala macem. Sehingga kebutuhan akan mobil bukanlah primer bahkan bukan sekunder ataupun tersier, kebutuhan terakhir mungkin," ungkap Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi dalam bincang virtual yang ditayangkan akun Youtube Markeeters.
PSBB membuat sejumlah pabrik mobil stop produksi
Terendah dalam 15 Tahun Terakhir
Bicara soal penjualan, secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) pada April 2020 tercatat anjlok hingga 90 persen. Tercatat pada April penjualan mobil pada April 2020 secara wholesales hanya mencapai 7.571 unit sementara retailsales 24.276 unit.
"Boleh dikatakan ini adalah penjualan yang terendah katakan 10-15 tahun terakhir, ini kita rendah bulan April," sebut Nangoi.
>>> Daihatsu Masih Ogah Luncurkan Mobil Baru, Mentok di Ayla dan Sirion
Menurut Nangoi, penurunan penjualan di industri otomotif Indonesia masih akan terus berlanjut pada Mei ini mengingat momen mudik Lebaran dilarang. Padahal sebelum-sebelumnya Lebaran justru menjadi momen yang bisa meningkatkan penjualan mobil.
Target Ekspor Ikut Direvisi
Gaikindo sendiri sudah menurunkan target penjualan pada tahun 2020. Menurut Nangoi, pada tahun ini hanya 600 ribu mobil yang bisa terjual di pasaran. Padahal tahun-tahun sebelumnya penjualan mobil di Indonesia bisa tembus 1 juta unit.
"Tapi melihat April dan Mei berjalan, terus terang ada perasaan was-was di hati saya karena kemungkinan 600 ribu berat sekali," ucap Nangoi.
Target ekspor juga ikut direvisi meski sempat alami peningkatan
Berbeda dengan penjualan yang menurun, ekspor mobil rakitan Indonesia justru meningkat pada April. Tapi rupanya peningkatan ini merupakan pesanan dari bulan sebelumnya yang baru bisa terkirim di April 2020.
Oleh karena itu, Gaikindo pun telah merevisi target ekspor mobil pada tahun 2020.
"Padahal pada saat di Desember kemarin itu kami di industri otomotif diminta menaikan ekspor sebesar 1 juta by tahun 2025 dan kami berambisi tahun ini bisa 350 ribu-400 ribu ternyata datanglah yang namanya covid sehingga tahun ini diprediksi kami bisa mengekspor 175 ribu atau setinggi-tingginya sekitar 200 ribu," tutur Nangoi.
>>> Berita otomotif terbaru dan terlengkap selalu ada di sini