
Persaingan industri otomotif di tanah air makin sengit dengan kehadiran banyak model baru dari berbagai pabrikan. Tidak hanya merek asal Jepang, merek-merek non-Jepang juga mulai agresif melakukan invasi ke Indonesia demi meraih sebanyak mungkin penjualan. Ada Renault asal Perancis yang memulai kebangkitannya di bawah Maxindo Renault Indonesia, Hyundai meluncurkan model terbarunya, Kona. Tak ketinggalan ada duo pabrikan China, DFSK dan Wuling yang kian gencar dengan produk-produk terbarunya.
DFSK Glory 560 mengusik ketenangan Honda BR-V
DFSK yang model pertamanya, SUV Glory 580 belum mendapat tempat di hati masyarakat tak lantas berkecil hati. Langkah besar diambil dengan meluncurkan model SUV yang lebih kompak dengan harga lebih murah, Glory 560. Begitu juga Wuling, belum hilang bau-bau SUV Almaz yang hadir memukau publik karena desain dan fiturnya yang sangat kece, Wuling kembali menghadirkan dua varian baru Confero S ACT dan Cortez CT Turbo.
Tak hanya itu saja, Wuling juga gencar memperluas jaringan penjualan dan layanan servis di berbagai daerah. Tercatat dalam waktu kurang dari dua tahun sebanyak 90 diler berdiri di berbagai wilayah di Indonesia dan hampir semuanya berstatus 3S. Langkah besar pabrikan China ini cukup fenomenal, namun juga mendatangkan tanggapan dari banyak pihak, salah satunya adalah Honda Prospect Motor (HPM).
>>> Larisnya Wuling Almaz di Jawa Tengah, Nyaris Tak Ada Display di Diler Manapun
Tidak hanya produk yang beragam, Wuling terus memperluas jaringan pemasaran dan layanan after sales
Sebagai kompetitor HPM menyambut baik apa yang dilakukan Wuling. Tapi di satu sisi, HPM juga mempertanyakan tingkat produktivitasnya yang dinilai masih jauh di bawah Honda.
"Peningkatan diler itu wajar bila produknya bisa dijual. Tidak bisa buka sangat banyak, tapi penjualan sedikit. Sebab itu ada perhitungan produktivitasnya. Tidak bisa asal bangun saja. Sebab diler juga harus survive dan bagaimana strateginya agar terjadi repeat customer," tutur Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM), Jonfis Fandy di sela-sela pembukaan diler baru Honda Mandalatama di kota Jepara, Jawa Tengah, Jumat (3/5/2019).
>>> Mungkin Anda tertarik: Review Dan Test Drive Wuling Confero S ACT 2019, Confero Dengan Semangat MATIC = Macet Tidak Capek
"Saat terjadi peningkatan penjualan, itu dilihat akan berlaku sampai kapan. Kan tidak mungkin kalau kebanyakan diler, penjualan sedikit, itu tidak produktif namanya. Bisa sih dilernya disubsidi agar survive, tapi kan tidak bisa seperti itu terus," lanjutnya.
Jonfis memberikan gambaran pencapaian Honda saat ini. Dengan penjualan mobil yang mencapai sekitar 150.000-160.000 unit dalam setahun, HPM hanya memiliki 152 diler resmi. Namun hal ini sudah cukup baik karena semua diler terlihat lebih sibuk dan sangat produktif.
>>> Ingin Perbanyak “Kantung Suara” Jawa Tengah, Honda Buka Diler Pertama Di Jepara
Diler Honda Mandalatama Jepara menjadi diler resmi Honda ke-152
"Saat ini, diler Honda ada 152 belum termasuk diler satelit (bila ditotal lebih dari 200). Tahun ini kita akan bangun 4-5 diler. Dibandingkan dengan penjualan rata-rata kami, itu sudah produktif. Jadi tidak bisa asal bangun diler saja, ada perhitungan operasionalnya," kata Jonfis. "Salah satu fokusan kami di tahun ini adalah menjaga operasional diler agar sehat. Tidak ada overstock dan menjaga inden agar tak terlalu panjang," pungkasnya.
>>> Berita pasar mobil dalam dan luar negeri bisa Anda dapatkan di sini
Tentu saja apa yang didapat Honda saat ini berbeda dengan DFSK dan Wuling. Honda sudah puluhan tahun menjamah Indonesia. Sementara dua pabrikan China tersebut belum genap dua tahun hadir di tanah air. Bagaimana hasil dari langkah besar yang dilakukan keduanya akan terlihat dalam beberapa tahun yang akan datang.
>>> Berita terlengkap dari dunia otomotif hanya ada di Cintamobil.com