Ulah pengendara Lamborghini yang menggeber mobilnya di lingkungan perumahan malam hari seolah menambah catatan buruk soal arogansi pemilik mobil super nan mewah di Tanah Air. Ini memang bukan kali pertama kejadian yang melibatkan pemilik mobil mewah.
Bisa dibilang beberapa pemilik mobil dengan banderolan harga fantastis di Indonesia terkadang bersikap kurang bijaksana di jalan sehingga terlihat arogan dan tak mengindahkan pengendara lain di jalan. Tak semua memang, ada juga pengendara mobil mewah yang tetap tertib menaati aturan lalu lintas di jalan.
Ulah pengendara Lamborghini bikin warga komplek geram
>>> Geber Lamborghini di Komplek Perumahan, Pengemudi Ini Bikin Warga Geram!
Arogansi dalam Berkendara Dipicu Ego yang Tinggi
Kalau diperhatikan beberapa pengendara mobil mewah itu kerap memacu kecepatan di jalan dan melakukan manuver yang membahayakan. Padahal, seluruh pengendara dan pengguna jalan memiliki hak yang sama sekalipun mobil yang dikendarai harganya miliaran.
Bila semua pengendara menyadari hal itu, seharusnya tidak perlu ada perbuatan arogan yang membuat pengendara lain merasa terganggu.
"Jangan bangga punya mobil mewah kalau otaknya tetap didengkul. Ini disebabkan ego yang menjurus kearogansi, akibat kematangan berfikir dan bertindak tidak mereka miliki sekalipun mampu membeli mobil mewah," ungkap Director Training Safety Driving Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana saat dikonfirmasi Cintamobil belum lama ini.
Sekedar mengingatkan, cerita pengendara Lamborghini di Medan viral di jagat sosial media. Sang pengendara diketahui menggeber mobil bermesin 6.498 cc itu jam 11 malam atau di saat orang-orang tengah beristirahat.
>>> Bertemu Pengendara Arogan? Jangan Terpancing, Simak Tips Ini
Hindari Bila Bertemu di Jalan
Hindari bila bertemu di jalan
Aksinya pun menuai protes dari warga. Tampak dalam video yang beredar salah seorang tetangga merasa terganggu dan meminta pengendara untuk menghentikan aksi menggeber mobil itu. Pengendara itu pun tak terima dan memilih untuk melanjutkan aksinya. Walhasil sempat terjadi baku hantam dengan warga komplek.
"Ketika berada di jalan umum ada etika yang harus dipatuhi demi ketertiban, kenyamanan, dan keamanan lingkungan. Sekalipun tidak ada rambu-rambu paling tidak kita tahu batasan-batasan kewajaran," jelasnya.
Adapun bila Anda mengalami hal serupa, Sony menyarankan untuk menegur langsung seperti yang dilakukan warga komplek setempat. Namun bila terjadi di jalan raya, sebaiknya Anda jauhi untuk menghindari terjadinya hal yang tak diinginkan.
"Kalau di jalan raya, jauhi karena bisa berujung konflik dan kecelakaan. Tetap stay dengan kecepatan 60 km/jam, biarkan mendahului dari sisi kanan," pungkas Sony.
>>> Jauhi Ego dan Emosi Saat Berkendara Agar Suasana Tetap Kondusif