Penjualan Mobil di Indonesia saat Pandemi Lebih Parah dari Tahun 1998

18/09/2020

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Penjualan Mobil di Indonesia saat Pandemi Lebih Parah dari Tahun 1998
Penjualan mobil di Indonesia menjadi salah satu korban dai hantaman corona. Kondisi penurunan penjualan saat pandemi bahkan lebih parah dari tahun 1998.

Pandemi corona masih belum juga berakhir. Di Indonesia, angka kasus positif kian hari kian bertambah. Hingga saat ini pun masih sulit meramalkan kapan penyebaran virus corona ini bisa berakhir. 

Pandemi corona ini menyebabkan sejumlah krisis. Termasuk kalau bicara soal penjualan mobil di Indonesia. Indonesia bahkan disebut-sebut bakal masuk ke jurang resesi dalam waktu dekat. Seperti diketahui sebelumnya dua bulan pertama di tahun 2020, penjualan mobil masih mulus dan sesuai prediksi. 

>>> Mengintip Penjualan Mobil di ASEAN, Indonesia Urutan Berapa?

Lebih Parah dari Tahun 1998

Badai corona kemudian menghantam penjualan mobil di Indonesia pada April 2020. Penurunannya bahkan mencapai 95 persen dibandingkan satu bulan sebelumnya. Sebagai catatan, bila tak ada hantaman corona penjualan mobil di Tanah Air bisa mencapai 80-90 ribu unit dalam waktu satu bulan. 

Pabrik mobil

Produksi di pabrik ikut terganggu lantaran penerapan PSBB

"Dari Gaikindo kita diskusi dan mengeluarkan angka kira-kira dampak covid membuat penjualan turun dan dikeluarkan lah angka 600 ribu unit dari sebelumnya itu ,1,150 juta, 1,170 juta unit dalam setahun," ungkap Staf Ahli Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Stefanus Soetomo dalam diskusi virtual dengan Kompas Talks, Kamis (18/9/2020). 

Sekadar informasi, hingga Agustus 2020 penjualan mobil secara wholesales di Indonesia baru mencapai 323.507 unit. Sedangkan secara retail mencapai 364.034 unit. Dengan waktu tersisa empat bulan disertai adanya penerapan PSBB kembali rasanya sulit untuk mengejar target penjualan tersebut. 

Stefanus juga menambahkan penurunan ini bahkan lebih parah daripada saat Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1998. Dijelaskan Stefanus, penurunan penjualan hingga 95 persen tak dialami saat itu. 

"Tapi di tahun 1998, 95 persen hilang itu belum tercapai baru kali ini tercapai. Tahun 1998 lebih dari krisis ekonomi karena ada riot, kalau sekarang ini karena pandemi di seluruh dunia. Kalau di 1998 Asia itu Jepang, Thailand, Filipina kena tapi Eropa dan Amerika tidak dan sekarang seluruh dunia kena," tutur Stefanus. 

>>> Jakarta Auto Week 2020 Jadi Jurus Gaikindo Genjot Penjualan Mobil di RI

Masih Sulit Diprediksi Masa Berakhir Pandemi

Gaikindo sendiri berasumsi bahwa kondisi pandemi di Tanah Air akan mereda pada bulan Juni ataupun Juli. Nyatanya sampai saat ini masih berlangsung dan jumlah kasus positif meningkat. 

ekspor mobil

Kegiatan ekspor juga ikut terhambat

Sejumlah pameran yang biasanya bisa meningkatkan penjualan pun ikut dibatalkan. Termasuk pameran GIIAS yang juga dihelat Gaikindo. Harapan Gaikindo untuk meningkatkan penjualan masih bergantung pada pameran Jakarta Auto Week. 

Berbeda dengan GIIAS, pameran Jakarta Auto Week memang dirancang Gaikindo untuk meningkatkan penjualan mobil yang masih lesu. 

>>> 20 Mobil Terlaris Bulan Agustus 2020, Nissan Livina Paling Moncer

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top