
Meraih penjualan luar biasa menjadi sesuatu paling membahagiakan. Begitupun dengan Hyundai Motor Company yang bahagia atas penjualan IONIQ 5. Hanya dalam tempo sehari sejak pre order dimulai, mobil listrik itu sudah laku sebanyak 23.760 unit. Angka ini sangat fantastis karena belum pernah dicapai oleh model Hyundai yang lain.
Tantangan serius
Meski bahagia, ada tantangan serius yang harus dihadapi Hyundai Motor, yaitu krisis chip global berkepanjangan untuk mobil listrik. Dikutip dari Korea Times, persediaan chip semikonduktor yang dimiliki Hyundai mulai terpengaruh oleh kekurangan chip global. Tidak seperti sebelumnya dimana Hyundai masih merasa aman karena stok melimpah, sekarang harus lebih memperhatikan lagi. Terlebih jika penjualan IONIQ 5 nantinya meningkat, kebutuhan chip bakal lebih besar. Jika tidak bisa terpenuhi, bakal berdampak pada produksi di pabrik dan pengiriman unit ke konsumen.
>>> Mobil Listrik Bergaya Retro Hyundai Ioniq 5 Tawarkan Kabin Lapang
IONIQ 5 sukses besar di awal masa pre ordernya
Hyundai Mobis, afiliasi bagian untuk Hyundai Motor, sekarang memantau dengan cermat status pasokan semikonduktor kendaraan dari pemasok tingkat rendah. Hal ini karena persediaannya untuk komponen yang membutuhkan chip mencapai "tingkat darurat" alias semakin menipis.
"Kami mengkategorikan komponen ke dalam kategori yang berbeda tergantung pada tingkat inventaris mereka, dan memantau beberapa kategori tersebut secara real time," kata seorang pejabat Hyundai Mobis. "Meskipun kami tidak dapat mengungkapkan detail pastinya, tingkat persediaan beberapa suku cadang berada pada tingkat darurat dan mungkin kehabisan stok dalam beberapa minggu."
Hal yang lebih dikhawatirkan bagi Hyundai adalah bahwa Hyundai Motor Group sedang bersiap untuk meluncurkan serangkaian model EV berdasarkan platform E-GMP akhir tahun ini. Kia akan mengungkapkan EV baru bulan depan, dengan nama kode CV, dan Genesis juga akan meluncurkan EV penuh pada paruh kedua tahun ini. Artinya, permintaan chip akan tetap tinggi saat pasokan dalam ketidakpastian.
Secara Hyundai Motor Group telah berusaha mengamankan seluruh rantai pasokan kendaraan, dari bahan baku berupa baja hingga menjadi sebuah mobil utuh. Namun Hyundai belum mengamankan produksi chip atau semikonduktor untuk digunakan sendiri.
"Karena hampir tidak mungkin bagi Hyundai untuk segera membangun kemampuan produksi chipnya sendiri, situasinya tampaknya tergantung pada bagaimana menyulap kapasitas pengecoran," kata pejabat industri lainnya.
>>> Cintamobil TV: Kelebihan dan Kekurangan Hyundai Kona Electric
Krisis chips tengah melanda industri otomotif global
Krisis chip
Krisis chip global sudah dimulai dari Januari 2021. Produsen chip menurunkan tingkat produksinya karena pandemi Covid-19. Selain itu faktor cuaca juga turut berperan terhadap rantai pasokan komponen dan suku cadang. Seperti pabrik chip Samsung di Austin yang harus tutup beberapa hari karena badai salju yang melanda melanda negara bagian Texas Amerika Serikat. Badai salju membuat pemerintah setempat melakukan pemadaman listrik dengan alasan keamanan, sehingga pabrik tidak bisa melakukan aktivitas produksi. Belum lagi, distribusi produk juga terpaksa ditunda karena alasan keselamatan.
Produsen chip lainnya, NXP Semiconductors yang berbasis di Eindhoven Belanda dan National Instruments (NI) Texas juga meliburkan pabriknya yang di Austin Texas dengan alasan sama.
Selain Hyundai yang menghadapi masalah serius, krisis chip telah dirasakan Tesla. Karena terhambat pasokan, sebagian pabriknya yang di Fremont California sempat libur dua hari.
>>> Diisukan Tutup, Pabrik Tesla Ternyata Kekurangan Suku Cadang
Krisis chip bisa menghambat produksi mobil listrik jika tak segera teratasi