Pelanggan Tak Suka Rolls-Royce Electric karena Repot Charger Baterai

25/09/2020

Pasar mobil

5 menit

Share this post:
Pelanggan Tak Suka Rolls-Royce Electric karena Repot Charger Baterai
Sebuah penelitian internal ternyata menyebutkan jika pelanggan tak suka model Rolls-Royce electric karena nantinya mereka harus repot turun dari mobil, mengeluarkan kabel, dan mencolokkan untuk mengisi daya baterai mobilnya.

Rolls-Royce sadar betul jika para pelanggannya datang dari kelas istimewa. Sehingga perusahaan ini selalu mendengarkan dan merealisasikan setiap hasil kesepakatan keinginan para konsumennya. Termasuk pula ketika dihadapkan pada pilihan apakah pabrikan asal British ini akan berlaih ke elektrifikasi atau tidak.

Saat pabrikan mobil lain akan beralih dari menggunakan mesin ruang bakar ke era elektrik, maka biasanya yang disajikan adalah mobil-mobil hybrid. Konsekuensinya, mobil tersebut masih menggunakan mesin konvensional tapi juga diperkuat motor dan baterai listrik. Tidak demikian dengan Rolls-Royce. Produsen mobil ultra mewah ini menyebut tidak akan ada model hybrid yang kemungkinan ada adalah Rolls-Royce electric.

>>> Logo Baru Rolls Royce Jadi Simbol 'House of Luxury'

Katakan Tidak untuk Rolls-Royce Hybrid

Rolls-Royce Electric Battery

Rolls-Royce mengkaji kemungkinan model full electric bukan hybrid

Komentar tegas diucapkan sendiri oleh Torsten Muller-Otvos, CEO Rolls-Royce. Dikutip dari Topspeed, Kamis (24/09/2020), perusahaan ini menegaskan jika Rolls-Royce adalah untuk model mesin bahan bakar atau full elektrik. Tidak ada jalan tengah dengan menghadirkan Rolls-Royce hybrid, tidak sekarang dan tidak selamanya.

Muller-Otvos juga sebelumnya pernah menegaskan, jika Rolls-Royce memang tertarik untuk bergerak ke arah elektrifikasi, namun itu dengan cara menghadirkan model full electric. Sehingga kemungkinan untuk model hybrid memang benar-benar tidak ada.

>>> MINI Hadirkan Floating Center Caps Ala Rolls-Royce

Pelanggan Rolls-Royce Tidak Suka Mobil Listrik

Rolls-Royce 102EX Electric

Pelanggan tak suka keluar mobil hanya untuk mencolokkan kabel demi mengisi baterai listrik

>>> Review Hyundai Ioniq Electric 2020: Godaan Mobil Listrik Termurah di Indonesia

Ternyata keinginan Muller-Otvos itu sejalan juga dengan pernyataan tim Marketing Executive perusahaan yang mengklaim kalau berdasarkan hasil penelitian kepada konsumennya, tidak ada yang tertarik dengan Rolls-Royce electric maupun hybrid. Uniknya, dari hasil penelitian perusahaan, ternyata ada alasan khusus mengapa konsumen Rolls-Royce tidak suka jika mobil ini berubah jadi kendaraan listik. "Apabila mereka keluar mobil untuk mengambil kabel pengisi daya dan mencolokkannya, itu tidak cocok dengan "pengalaman Rolls-Royce'," tulis keterangan perusahaan.

Meskipun untuk model hybrid rasanya hampir tak mungkin terwujud, tetapi menanti Rolls-Royce electric bermesin layak dinantikan. Karena biar bagaimanapun beberapa kota besar di Eropa sudah melarang kendaraan berbahan bakar. Sehingga perusahaan ini tak punya pilihan lain selain menukar mesin 6.7500 cc mereka dengan satu set motor dan baterai listrik.

Sudah menulis di media online sejak 2009, Pras sangat berpengalaman di bidang otomotif. Pria penggemar mobil modifikasi ini sudah mencicipi berbagai jenis mobil, mulai LCGC hingga Hypercar. Pras menjadi anggota tim redaksi Cintamobil.com sejak 2019.
 
back to top