
Dilansir dari berbagai media, produksi dari pabrik terbesar Hyundai di Korea Selatan turun hampir setengahnya pada hari Kamis, (9/6/2022) lalu. Penurunan produksi tersebut terjadi akibat pemogokan yang dilakukan pada sopir truk dan bisa berimbas pada rantai pasokan Hyundai secara global.
Berkurang hingga setengah
Automotive News melaporkan bahwa petinggi serikat pekerja Hyundai mengungkapkan bahwa pabrik Hyundai di Ulsan hanya mampu beroperasi pada 50% sampai 60% dari kapasitas produksi biasanya. Hal ini terjadi karena pabrik kesulitan dalam pengadaan suku cadang.
>>> Dapatkan pilihan mobil baru dan bekas berkualitas lainnya di sini
Pemogokan menyerang Pelabuhan Ulsan
Biasanya, pabrikan mobil terbesar di Korea Selatan ini biasanya memproduksi sekitar 6.000 unit kendaraan per hari. Termasuk model premium seperti Hyundai Genesis sampai dengan mobil listrik baru yang juga diproduksi di Indonesia, Hyundai Ioniq 5.
Kurangnya pasokan tersebut disebabkan oleh ribuan sopir truk yang melakukan pemogokan sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga bahan bakar yang terjadi beberapa waktu lalu di Korea Selatan. Pemogokan tersebut memperlambat aktivitas di Pelabuhan, sehingga berdampak pada produksi otomotif yang tidak mendapatkan pasokan penting untuk produksi mereka.
>>> Mobil Rakitan Indonesia Ini Raih Tiga Penghargaan di World Car of the Year
Ganggu produksi global
Pemogokan terjadi di pusat industri di Pelabuhan Ulsan yang bertetanggaan dengan kota Busan, dimana lalu lintas peti kemas berhenti total sejak hari Selasa, (7/6/2022). Kota Busan yang menyumbang 80% dari aktivitas peti kemas di Korea Selatan, lalu lintas turun dua pertiga dari kondisi normal.
Ini menyebabkan gangguan pada semua industri di Korea Selatan. Mulai dari otomotif sampai dengan elektronik, sampai dengan perusahaan pembuat semikonduktor yang mempengaruhi kedua industri tersebut.
Aktivitas produksi berkurang hingga setengahnya
Masalah pasokan produksi dari awal sudah melambat akibat lockdown dan pembatasan yang terjadi China hingga invasi Rusia ke Ukraina yang masih berlangsung. Gangguan produksi di Korea Selatan digadang-gadang dapat berdampak pada produksi otomotif secara global.
Untuk mengatasi hal tersebut, Hyundai disebut sedang mencari sarana transportasi alternatif untuk membawa barang masuk dan keluar pabrik. Sementara itu, karyawan Kia, pabrikan ‘saudara’ Hyundai, terlihat menggunakan mobil produksi baru di jalanan menuju gudang.
Masih belum ada informasi mengenai kapan dan berapa lama pemogokan sopir truk masih akan berlangsung. Hanya saja semakin lama pemogokan terjadi, dampaknya akan semakin tinggi untuk industri otomotif maupun industri lainnya di Korea Selatan.
>>> Ini Bocoran Dimensi Hyundai Stargazer, Lebih Pendek Dari All New Veloz!