Seiring berjalannya waktu dan teknologi mobil-mobil bertransmisi manual kian ditinggalkan. Kebanyakan orang mulai beralih mengendarai mobil matik lantaran lebih mudah dari sisi pengoperasiannya.
Meski begitu, penggemar mobil manual masih tetap ada. Tak sedikit juga orang yang enggan mengendarai mobil matik di zaman sekarang lantaran disebut kurang dari sisi pengendalian pengendara. Saat mengendarai mobil manual, kendali mobil memang sepenuhnya berada di tangan pengendara.
Mulai fokus di kendaraan elektrifikasi
>>> Fokus Elektrifikasi, Mercedes Sasar Line-up AMG, Maybach, dan G-Class
Memangkas Kehadiran Mobil Manual
Tetapi hal itu tak membuat pabrikan asal Jerman Mercedes-Benz tetap tertarik untuk menghadirkan mobil versi manual. Dilansir Autocar, Kamis (8/10/2020), Mercedes-Benz telah mengungkap strategi terbaru yang bisa mencatatkan pertumbuhan menguntungkan khususnya di segmen mobil mewah.
Strategi Mercedes-Benz antara lain fokus pada kendaraan elektrifikasi, mengembangkan software pada mobil, dan juga memangkas biaya produksi. Memangkas biaya produksi itu akan dilakukan dengan cara Mercedes-Benz kurangi mobil manual.
"Kami harus mengurangi kompleksitas," ujar Bos Riset dan Penelitian Mercedes-Benz Markus Schafer.
"Kompleksitas itu menambah biaya. Kami berencana untuk mengurangi produk di masa depan, mengurangi platform secara substansial, produksi mesin konvensional ICE (Internal Combustion Engine) dan juga mengeliminir transmisi manual," jelas Schafer lagi.
Tak ada target waktu yang diberikan oleh Mercedes-Benz kurangi mobil manual tersebut. Namun tampaknya hal itu bakal dilakukan secara bertahap dengan hanya menghadirkan mobil matik pada setiap peluncuran model baru.
Populasi mobil manual terus berkurang
>>> Mercedes-Benz E-Class LWB Facelift Debut di China
Peminat Mobil Manual Turun Drastis
Pabrikan yang bermarkas di Stuttgart tersebut juga tak menyebut berapa banyak mobil bermesin konvensional alias ICE bakal dipangkas.
Secara keseluruhan, rencana Mercedes-Benz bertujuan untuk mengurangi biaya hingga 20 persen pada tahun 2025. Pembelanjaan modal serta biaya riset dan pengembangan juga rencananya akan ikut dipotong lebih dari 20 persen pada rentang periode yang sama.
Penjualan mobil bertransmisi manual memang dalam beberapa tahun belakangan berkurang amat drastis. Ini tentunya menjadi pertimbangan tersendiri bagi Mercedes-Benz untuk biaya investasi ke depannya.
Apalagi untuk mobil listrik yang bertenaga baterai murni dimana tak membutuhkan girboks manual agar mobil bisa berjalan. Ya, mobil-mobil listrik memang kebanyakan dibekali oleh transmisi otomatis sebagai penggeraknya.
>>> Cintamobil TV: Sejarah Mercedes-Benz di Indonesia, Brand Mobil Pertama di Tanah Air