Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita merespons kritikan tentang subsidi kendaraan listrik yang belakangan ramai dibicarakan usai komentar bakal calon presiden 2024 Anies Baswedan.
Menteri Agus mengatakan upaya mengembangkan industri kendaraan listrik (EV) di dalam negeri seharusnya bisa dilihat secara menyeluruh, bukan hanya dari satu faktor. Sehingga tidak seimbang informasi yang didapat.
"EV ini kan pada dasarnya untuk mengurangi emisi. Sebagai komunitas global, kita punya komitmen zero emisi pada 2060. Ini bagian yang tidak terlepaskan dari upaya kita untuk itu," ucap Menteri Agus di Jakarta, diberitakan Antara, Selasa (9/5).
Wuling Air EV dengan desain khusus ASEAN Summit 2023
Selain itu industri kendaraan listrik yang semakin besar dikatakan bakal membuka banyak lapangan kerja bagi rakyat di tanah air. Hal ini juga akan berguna buat memanfaatkan program hilirisasi material nikel yang dikerjakan pemerintah.
Seperti yang diketahui, Indonesia jadi salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Maka itu sumber daya ini harus dimanfaatkan dengan baik dan sesuai. Namun sebenarnya tak hanya itu saja, sebab produsen mobil listrik harus memperhatikan 3R (Rebuilt, Reuse dan Recycle) setelah menjual mobil listrik.
"Jadi kalau kita melihat pengembangan industri EV itu jangan dilihat dari satu faktor saja tapi faktor secara utuh, harus kita lihat karena ekosistem itu juga kita bentuk dan manfaat serta tujuan yang saya sampaikan tadi, tidak bisa dilihat dari satu faktor saja," kata Agus.
>>> Pilih mobil baru dan mobil bekas terbaik hanya di sini
Anies Kritik Subsidi EV
Anies sebelumnya lantang menyuarakan penilaiannya tentang subsidi kendaraan listrik dari pemerintah. Menurut mantan pejabat Gubernur DKI Jakarta ini subsidi bukan solusi menghadapi polusi udara dan penerima bantuan ini sebenarnya tak butuh subsidi.
Sejauh ini pemerintah memberikan subsidi bagi masyarakat yang membeli mobil listrik, motor listrik dan bus listrik. Ada kategori dan syarat buat warga bisa mendapatkan bantuan pembelian dari pemerintah ini.
Anies juga bilang emisi mobil listrik lebih tinggi dari bus bahan bakar minyak bila dihitung per kapita per kilometer.
Anies Baswedan saat berada di event F1
"Kalau kita hitung apalagi ini contoh ketika sampai pada mobil listrik, emisi karbon mobil listrik perkapita per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bis berbahan bakar minyak. Emisi per kilometer perkapita untuk mobil listrik dibandingkan dengan bis berbasis BBM. Kenapa itu bisa terjadi?
"Karena bis memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit, ditambah lagi pengalaman kami di Jakarta, ketika kendaraan pribadi berbasis listrik dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya, dia akan menambah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan," kata Anies.
>>> Omoda EV Bakal Melantai di GIIAS 2023, Saingan Ioniq 5
Demokratisasi Sumber Daya
Menurut Anies yang didorong ke depan seharusnya demokratisasi sumber daya, memanfaatkan sumber daya negara melalui sektor yang bermanfaat nyata bagi masyarakat, bukan buat mendapatkan perhatian.
Dia juga mengungkap ingin mendorong jalan-jalan tol dipenuhi kendaraan-kendaraan umum listrik, kendaraan listrik logistik, bukan kendaraan pribadi. Sementara hingga saat ini produsen EV niaga yang terlihat serius 'main' di mobil listrik hanya DFSK dan Mitsubishi saja...
>>> Wuling Air ev Selesaikan Tugasnya sebagai Official Car Partner KTT ASEAN 2023