
Indonesia sejak 4 tahun ke belakang mulai dimasuki berbagai produk kendaraan listrik murni / BEV. Dimulai dari Hyundai di tahun 2020 yang meluncurkan KONA EV dan IONIQ EV. Lantas disusul berbagai brand lain seperti Wuling yang memperkenalkan Air EV, dan berlanjut hingga kini.
Tren Battery Electric Vehicle (BEV) Tanah Air dimulai tahun 2020
Tak terkecuali di kelas mobil listrik niaga yang baru ada satu brand saja yakni DFSK dengan GELORA E yang sama-sama meluncur di Tanah Air tahun 2020 tepatnya pada ajang GIICOMVEC 2020. Namun, mengapa setelah 4 tahun berjalan kelas mobil listrik komersial masih sepi?
Geliat Agen Pemegang Merek
Hal itu terbukti dari beberapa pabrikan yang terkesan enggan untuk jualan kendaraan listrik niaga. Beberapa brand malah baru memamerkan saja produk andalan mereka, seperti Mitsubishi dengan Minicab MiEV.
Ada pula truk, semacam HINO yang pamerkan truk listrik mereka, hingga Mitsubishi FUSO Canter yang membawa eCanter di tahun 2020 dan terus dipamerkan pada perhelatan pameran internasional semacam GIIAS.
DFSK GELORA E jadi satu-satunya pemain mobil listrik niaga di Indonesia
Yes, hanya dipamerkan saja. Bisa dibilang hanya DFSK GELORA E saja yang fokus jualan kendaraan listrik komersial, bahkan beberapa kali sudah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak pelaku usaha.
Mitsubishi juga enggak mau ketinggalan langkah, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) juga sudah melakukan rangkaian Proof of Concept (POC) Mitsubishi Minicab-MiEV di Indonesia dengan menggandeng beberapa perusahaan besar.
Mitsubishi giat laksanakan POC sejak 2 tahun ke belakang
Enggak terkecuali Mitsubishi FUSO yang juga melakukan POC untuk eCanter dengan melibatkan beberapa perusahaan besar, untuk memanfaatkan fungsional truk listrik Mitsubishi itu dalam mendukung operasi bisnis mereka.
Lantas kemana Suzuki? Sejauh ini masih adem ayem saja dan seolah berpuas diri dengan New Carry mereka yang jualannya gampang. Daihatsu? Sedikit lebih maju, karena di GIIAS 2023 lalu mereka memajang konsep Daihatsu GranMax listrik dengan nama mobil konsep Vision-F walau masih jauh dari produksi masal.
>>> Taksi Online Pakai Mobil Listrik, Mungkinkah?
Harus Apa Biar Mobil Listrik Niaga Booming?
Pada intinya, dari pengamatan tim Cintamobil.com soal infrastruktur adalah yang paling jadi perhatian utama pabrikan besar di Tanah Air mengapa belum bertarung di kelas ini. Sebab kendaraan listrik, pada intinya harus bisa ngecas dengan mudah, kalau enggak ya percuma dong mobil tak bisa dipakai.
Apalagi kendaraan niaga itu punya peruntukan yang luas. Harus bisa menjangkau setiap kota dengan mudah tanpa kendala. Indonesia itu luas, enggak hanya Jakarta dan kota besar saja, kota-kota satelit masih jarang yang punya SPKLU, walau klaim PLN sekarang sudah menjamur, tapi di daerah pinggiran masih jarang.
Tanpa adanya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang mudah dijangkau keunggulan mobil listrik niaga jadi sia-sia
Kalau infrastruktur atau dalam tanda kutip tempat ngecas sudah mulai jamak ditemui terutama di daerah-daerah terpencil, pasti pabrikan bisa tertarik terjun di kelas ini. Potensi mobil listrik niaga itu besar, apalagi menilik keunggulan kendaraan listrik dibandingkan kendaraan mesin konvensional.
Merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menyediakan infrastruktur (SPKLU) yang mudah dijangkau di mana-mana serta yang tidak kalah penting adalah kualitas jalannya. Semakin banyak jalan rusak bakal makin memperpendek umur BEV. Soket-soket jadi gampang kendur, ujung-ujungnya rusak deh...
>>> Mobil Listrik Mogok Waspada Dinamo Rontok Akibat Salah Derek! Gunakan Ini Biar Aman