
Pandemi COVID-19 bukan hanya menyasar kelangkaan chip maupun dealer yang seakan tidak pernah buka. Di Inggris, bisnis lainnya yang turut terpengaruh oleh pandemi ini termasuk layanan angkutan barang jarak jauh. Bahkan profesi sopir truk tidak begitu diminati meski memberikan gaji yang tidak sedikit.
Gaji hingga Rp 15 miliar
Banyak bisnis yang telah mengeluh tentang kurangnya pengemudi truk di Inggris. Pandemi virus korona, Brexit, serta perubahan pajak berkontribusi pada kurangnya pengemudi truk yang memenuhi kualifikasi. Dilansir dari BBC, badan industri di Inggris memperkirakan bahwa mereka kekurangan sekitar 100.000 pekerja.
Dalam wawancara BBC dengan beberapa sopir truk untuk kendaraan barang berat atau HGV (Heavy Goods Vehicle), kelangkaan pengemudi membuat gaji yang diberikan oleh perusahaan mengalami kenaikan.
Tom Reddy yang telah bekerja sebagai pengemudi truk selama 15 tahun
Hal ini dirasakan oleh Tom Reddy, pengemudi yang telah berkecimpung di pekerjaan ini selama lebih dari 15 tahun. Ia menyebutkan bahwa gajinya baru-baru ini meningkay dari £ 17,50 (Rp 343 ribu) per jam menjadi £ 24,50 (Rp 481 ribu) per jam, atau sebesar 40%. Bandingkan di Indonesia dengan penghasilan Rp 3 sampai Rp 5 jutaan per bulan.
>>> Dari Mana ISIS dan Taliban Mendapatkan Truk Pikap Toyota?
Semakin ditinggalkan
Namun kelangkaan profesi sopir truk di Inggris bukan tanpa alasan. Mengingat profesi ini memiliki jam kerja yang tidak beraturan dan risiko kecelakaan yang cukup tinggi. Reddy menyebutkan bahwa ia kesulitan untuk memiliki kehidupan keluarga yang berkualitas dengan jam kerja yang tidak ramah.
Ia juga menyalahkan rasisme dan xenophobia (ketakutan terhadap orang asing) menjadi salah satu alasannya tidak lagi melanjutkan profesi tersebut. Meski ia menyebutkan bahwa industri di Inggris telah memberikan perhatian lebih pada kesehatan mental pengemudi.
"Saya tidak pernah tahu yang seperti ini," katanya kepada program Wake Up To Money BBC. "Tapi mereka bisa membayar saya £80.000 (sekitar Rp 15 miliar) setahun dan itu tidak akan cukup, saya ingin pergi."
>>> Ternyata Volkswagen Pernah Bikin Truk Pikap Bermesin VW Kodok
Brexit dan COVID-19 menjadi salah satu alasan langkanya profesi ini
Tak sedikit pengemudi truk lainnya yang pindah ke profesi lain. Walaupun Reddy menyebutkan bahwa sulit bagi sebagian orang untuk meninggalkan profesi ini.
"Bagi banyak dari kita, sulit untuk keluar dari, karena ini tidak memberi Anda keterampilan yang diinginkan pekerjaan lain, meskipun (menjadi sopir truk) adalah pekerjaan yang butuh keterampilan khusus," lanjutnya.
>>> Dapatkan harga mobil terbaru dan promo terbaik tahun 2021 di sini