
Meski dilanda krisis berkepanjangan, Sri Lanka memangkas harga BBM pada hari Senin (17/10/2022). Pemotongan harga ini merupakan yang kedua dalam beberapa minggu. Terakhir, pemerintah Sri Lanka melakukan penurunan harga 10% di awal bulan Oktober lalu.
Harga BBM turun
Dilansir dari berbagai sumber, Kementerian Energi Sri Lanka mengungkapkan bahwa harga bensin akan dipotongan 40 rupee (Rp1.705) per liter. Sehingga harganya menjadi 370 rupee (Rp15.772) per liter sejak Senin malam kemarin.
>>> Simak harga mobil baru dengan promo terbaik hanya di sini
Harga BBM di Sri Lanka mengalami penurunan kedua bulan ini
Meski sudah mendapatkan penurunan, tapi harga BBM yang dipasarkan masih dua kali lipat dari harga sebelum krisis melanda negara yang berbatasan dengan India tersebut. sementara harga solar tiga setengah kali lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada bulan Desember tahun lalu.
Penurunan harga bensin dan solar terjadi setelah Bank Dunia memperingatkan bahwa kontraksi ekonomi Sri Lanka memburuk hingga 9,2% tahun ini. Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan perkiraan 8,7% oleh Bank Sentral Sri Lanka.
>>> Negaranya Bangkrut, Masyarakat Sri Lanka Dilarang Beli BBM
Krisis mulai mereda
Pada awal tahun, pengendara menghabiskan waktu berminggu-minggu antre di SPBU untuk mendapatkan bahan bakar. Menimbulkan protes berkelanjutan yang memaksa presiden Gotabaya Rajapaksa untuk minggat dan meninggalkan negara tersebut pada bulan Juli lalu.
Penantian di SPBU telah berkurang menjadi berjam-jam dalam beberapa minggu terakhir. Namun pihak SPBU masih memberlakukan pembatasan bahan bakar yang ketat. Hal ini dilakukan karena negara masih membutuhkan uang untuk membayar impor bahan kebutuhan yang lebih penting.
Antrean di SPBU sudah mulai mereda
Angkutan umum yang sebelumnya berhenti karena keterbatasan solar mulai beroperasi dengan layanan yang hampir normal. Meski lonjakan harga yang terjadi di negara tersebut turut berpengaruh pada naiknya tarif angkot yang berlipat ganda.
Selain pandemi COVID-19 dan perang Ukraina dengan Rusia, krisis terburuk di Sri Lanka paska kemerdekaan mereka disebabkan oleh pemotongan pajak yang diumumkan oleh presiden Rajapaksa sejak berkuasa pada November 2019.
Tingkat inflasi tahunan Sri Lanka dilaporkan mendekati 70%. Bank Dunia dalam rilisan terbarunya pekan lalu mengungkapkan bahwa ekonomi Sri Lanka akan terus menyusut tahun depan dengan perkiraan kontraksi sebesar 4,2%.
>>> Tanggapi Isu Pertalite Boros, Kementerian ESDM Tes Sampel di SPBU Jakarta