KIA anggap merek China memberi lebih banyak pilihan ke konsumen
Setelah satu tahun berlalu sedikit banyak merek China memberi pengaruh pada penjualan merek lain di Indonesia, KIA salah satunya. Penjualan merek asal Korea Selatan itu mulai tergerus secara perlahan.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tercatat, penjualan wholesales KIA di semester I 2018 hanya mencapai 122 unit. Bahkan sejak April-Juni 2018, data penjualan KIA bahkan tidak tercatat (tidak disetorkan).
Sementara merek China, Wuling dan DFSK keduanya mencatatkan penjualan yang cukup positif di periode yang sama. Wuling mencatatkan penjualan sebanyak 8.120 unit, DFSK sebanyak 394 unit.
>>> DFSK Sokon Blak-blakan Soal Strategi Melawan Dominasi Merek Jepang
Belum lama muncul di Indonesia, merek China sudah merangsek ke jajaran merek terlaris di Indonesia
Pertanyaan yang muncul, apakah penurunan penjualan KIA disebabkan kehadiran merek-merek China di atas?
General Manager Marketing PT KMI, Ridjal Mulyadi menyatakan KMI tidak ambil pusing dengan merek China. Justru kehadiran mereka memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen yang kepingin memiliki mobil baru.
“Jadi kehadiran mobil Cina itu sebenarnya menambah pilihan untuk customer,” tutur Ridjal usai peluncuran Kia Grand Sedona Diesel di Jetski Cafe, kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Meski demikian, Ridjal mengakui ada efek yang dirasakan KMI pasca kehadiran merek China. Hanya saja untuk model terbaru, Grand Sedona Diesel tidak berbenturan dengan merek China yang dipasarkan saat ini. Jadi, ada harapan kalau Grand Sedona Diesel bisa diterima konsumen.
“Memang efek secara keseluruhan ada, contoh main di range harga pasti ketemu untuk model KIA yang lain (bukan Grand Sedona), namun fitur dan kualitas berbeda,” jelasnya.
>>> Beragam berita pasar mobil yang lain bisa Anda dapatkan di sini
KIA luncurkan Grand Sedona Diesel untuk bersaing di segmen MPV Premium
>>> Cari mobil second berkualitas, di Cintamobil.com saja. Ada banyak sekali pilihan!