Kedatangan Investor Baru, Aston Martin Ingin Seperti Ferrari

09/04/2020

Pasar mobil

5 menit

Share this post:
Kedatangan Investor Baru, Aston Martin Ingin Seperti Ferrari
Mendapatkan suntikan dana sebanyak $244 m dari Lawrence Stroll, yang kini menjabat sebagai Chairman baru. Aston Martin berniat untuk mengubah proses bisnisnya menjadi seperti Ferrari.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kondisi finansial Aston Martin tengah bermasalah akhir-akhir ini. Namun, secercah harapan datang dari grup investmen yang dinakhodai biliuner asal Kanada, Lawrence Stroll, yang juga memiliki tim F1 Racing Point.

>>> Aston batal turunkan Valkyrie di kategori hypercar WEC

Lawrence Stroll, chairman baru Aston Martin

Dengan kepemilikan saham 16,7%, Lawrence Stroll ditunjuk sebagai Chairman Aston Martin

Pabrikan Inggris itu mendapatkan tambahan investasi sebesar $224 juta (setara Rp 3,55 triliun), yang menjadikan Stroll pemilik 16,7% saham Aston sekaligus menjadikannya Executive Chairman. Kehadiran investor baru ini juga akan mengubah konsep bisnisnya, hal ini diungkapkan sang CEO, Andy Palmer, kepada Autosport.

Akan ikuti model bisnis Ferrari

Di tangan Stroll, Aston akan mengimplementasikan model bisnis baru, yakni dengan memproduksi lebih sedikit mobil dan menjualnya dengan margin keuntungan lebih tinggi. Ya, Aston ingin menjadi seperti Ferrari dengan mengedepankan ekslusifitas ketimbang kuantitas mobil yang diproduksi.

>>> Temukan berbagai pilihan mobil baru dan bekas berkualitas di sini

“Sudah saatnya kami membuat mobil bagus dan menjadi Ferrari dari Inggris, menawarkan ekslusifitas kepada pelanggan dengan membuat spesifikasi mobilnya sendiri. Aston Martin DBX sudah menunjukan arah kami ke depan, kami hanya membuat mobil tersebut untuk retail, dan kuota booking tahun 2020 sudah terisi penuh,” ujar Palmer kepada Autosport.

Perakitan Aston Martin DBX yang akan jadi produk unggulan

SUV DBX akan jadi wajah Aston menyongsong era baru

Berbekal pengalaman sebagai importir Ferrari di Kanada (sekaligus kolektor the Prancing Horses), Palmer berharap Stroll dapat membawa Aston Martin ke arah yang lebih efisien secara konsep bisnis. Saat ini, fokus Aston adalah menghabiskan stok yang tersedia selanjutnya membuat mobil sesuai pesanan, dan memastikan proses perakitan DBX tidak ada masalah sejak batch pertama.

Masa depan Aston setelah DBX

Selain DBX, Aston Martin memiliki banyak perencanaan produk baru ke depan. Mulai dari Valkyrie yang siap diluncurkan tahun 2020, Valhalla menyusul tahun 2022, sebelum akhirnya generasi terbaru Vanquish tahun 2023.

>>> Jangan lewatkan berita terbaru seputar pasar mobil di sini

Selain itu, pabrikan yang identik dengan seri DB itu tengah menyiapkan mesin V6 3.0L twin-turbo baru, sekalius powertrain plug-in hybrid. Kedua mesin tersebut diharapkan masuk line-up sesegera mungkin.

Aston Martin Valkyrie sudah dites ke publik

Sudah dites jalan, hypercar Valkyrie siap rilis tahun ini

Kedatangan Stroll juga berdampak pada pembatalan proyek Aston Martin yang sedang berjalan, Mulai dari Valkyrie WEC yang tadinya akan balapan di kategori baru Hypercar musim 2020/2021, brand mobil listrik Lagonda, sampai Rapide E.

Untuk Lagonda, brand tersebut akan jadi prioritas Aston pertengahan dekade ini. Sedangkan Rapide E sudah dikonfirmasi tak akan naik produksi, namun akan jadi pembelajaran saat Aston mulai serius menggarap EV.

>>> Berita otomotif terbaru, tips & trik terlengkap, serta pilihan mobil berkualitas bisa Anda temukan semua di sini

Bergabung di Cintamobil sejak 2019, Derry adalah seorang penyuka kecepatan tulen. Pengalaman di salah satu situs motorsport global membuatnya khatam soal dunia balap. Masih mengejar gelar Sarjana, Derry juga sering memacu adernalin dengan go-kart.
 
back to top