Disampaikan pada kompas.com, Anthony Steven Hambali selaku Pengurus Pusat Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menuturkan bahwa langkah pemerintah akan kebijakan mudik satu arah sifatnya sepihak tanpa memikirkan berbagai aspek penting lainnya. Hal paling penting adalah bagaimana kelancaran transportasi umum.
Beginilah kira-kira suasana arus mudik jika berjalan satu arah
Pasalnya, kebijakan satu arah yang berlaku di Tol Cikarang Utama hingga Brebes Barat, memberi dampak pada jalur bus dari Jawa Timur yang tidak dapat memasuki Jakarta lewat tol. Otomatis, pihak PO tidak bisa menjemput masyarakat di terminal, malahan harus melalui jalur arteri yang cukup memakan waktu.
>>> Baca juga: Selain Wuling dan DFSK, Pabrikan China Ini Siapkan Kendaraan Listrik Untuk Pasar Indonesia
Di sisi lain, dampak negatif juga bisa dirasakan pada aspek kemacetan Ibu Kota karena kebijakan ini dirasa lebih memudahkan bagi kendaraan pribadi. Adapun potensi lainnya belum diperhitungkan lebih lanjut seperti arus mudik dari Jawa menuju lawan arah layaknya Sumatera maupun Lampung. Menanggapi hal ini, Anthony berasumsi bahwa kebijakan satu arah, malah lebih berorientasi pada kendaraan pribadi dan dinilai bertentangan dengan wacana pemerintah selama ini yang menginginkan masyarakat beralih ke transportasi umum.
Salah satu bus IPOMI yang rencananya akan digunakan dalam kegiatan mudik
>>> Info menarik: Ada rencana untuk membeli mobil bekas dalam waktu dekat? Tentukan model mobil bekas pilihan Anda dan lihat harganya
Anthony juga berharap, “Harusnya diberikan Win-Win Solution seperti memberikan satu ruas Contraflow untuk pelat kuning atau penerapan satu arah tidak berlaku 24 jam, melainkan hanya situasional saja.” Apabila, ruas bus pelat kuning diadakan, tentu hal ini tidak menjadi masalah dan pihak PO masih dapat menjemput penumpang untuk melakukan mudik.