Filipina belum lama ini merilis kebijakan baru terkait pengenaan bea masuk sebagai salah satu langkah pengamanan atau disebut safeguard terhadap kendaraan impor. Hal ini dilakukan guna melindungi industri otomotif lokal yang terkena dampak signifikan akibat pandemi corona.
Mobil buatan Indonesia pun jadi ikut terkena dampak dari penerapan safeguard di Filipina tersebut. Adanya penerapan bea impor masuk membuat harga mobil buatan Indonesia bisa lebih mahal. Tanpa penerapan bea masuk dalam skema Safeguard industri otomotif Filipina disebut bisa-bisa sulit untuk pulih akibat dampak pandemi.
Mobil buatan Indonesia ikut terkena dampak Safeguard
>>> Impor Mobil Hyundai di Indonesia Ikut Terganggu Virus Corona?
Mobil di Filipina Kebanyakan Diimpor
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun angkat bicara. Dirinya menyebut bahwa pasar otomotif Indonesia lebih baik ketimbang Filipina.
“Penerapan safeguard tersebut menunjukkan bahwa Industri otomotif Indonesia di atas Filipina,” ujar Agus dalam keterangannya dilihat Cintamobil, Rabu (13/1/2021).
Sekadar informasi, produksi kendaraan roda empat Indonesia pada tahun 2019 mencapai 1,286,848 unit. Angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan produksi Filipina yang hanya mencapai 95,094 unit. Saat ini, hampir seluruh mobil yang dijual di Filipina merupakan barang impor karena adanya bebas bea masuk.
Lebih lanjut, Menteri Perindustrian mengatakan, perkembangan otomotif Indonesia menunjukkan tren yang menggembirakan.
“Dalam catatan saya, setidaknya akan masuk investasi senilai lebih dari Rp 30 Triliun ke Indonesia untuk sektor otomotif,” jelas Agus.
>>> Turki Jadi Negara dengan Pajak Mobil Tertinggi di Dunia
Pasar Otomotif Indonesia Masih Lebih Baik
Menteri Perindustrian saat memberikan keterangannya
Selain itu, industri otomotif global memiliki Global Value Chain yang tinggi, sehingga perbedaan harga antarnegara relatif rendah. Dalam hal ini, Indonesia diuntungkan karena saat ini telah mampu mengekspor produk otomotif ke lebih dari 80 negara dengan rata-rata 200.000 unit per tahun.
“Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia makin terintegrasi dengan pasar dunia,” imbuhnya.
Pada Januari hingga November 2020, Indonesia telah mengapalkan sebanyak 206.685 unit kendaraan Completely Build Up (CBU), 46.446 unit Completely Knock Down (CKD), serta 53,6 juta buah komponen kendaraan.
Terakhir, Agus menekankan bahwa Filipina harus membuktikan bahwa memang terjadi tekanan pada industri otomotif di Filipina akibat impor produk sejenis dari Indonesia, sehingga perlu mengambil kebijakan penerapan safeguard bagi produk impor dari Indonesia.
>>> Tak Ditunda Seperti Indonesia, Pameran Otomotif Filipina Dihelat Online