Kasihan Si Hi-Max, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

20/05/2018

Pasar mobil
Share this post:
Kasihan Si Hi-Max, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
Maksud hati memeluk gunung, apa daya gunung meletus, boleh jadi itu kalimat yang pas buat menggambarkan nasib Daihatsu Hi-Max. Sejak kali pertama diluncurkan awal November 2016 di ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat wholesales dan penjualan Hi-Max tak pernah bagus.

Gambar saat peluncuran Daihatsu Hi-Max tahun 2016

Peluncuran Hi-Max diharapkan bisa jadi alternatif usaha kecil yang butuh transportasi baru dengan harga ekonomis

Sembilan belas bulan terhitung dari Oktober 2016 hingga April 2018, pick up mungil yang oleh Daihatsu dijual mulai dari Rp 95,3 juta sampai Rp 103,3 juta itu hanya terjual sebanyak 1.572 unit atau rata-rata 89 unit per bulan. Angka ini jelas jauh dari target Daihatsu saat awal meluncurkan HI-Max yaitu 200 hingga 250 unit per bulan.

Jika diperinci tahun per tahun, penjualan Hi-Max memang hanya bagus di awal pasca peluncurannya. 

  • Tahun 2016 (Oktober, November, dan Desember) terjual sebanyak 1.047 unit atau rata-rata 349 unit per bulan. Ini wajar karena pasokan awal Daihatsu ke dealer.
  • Tahun 2017 terjual sebanyak 440 unit atau rata-rata 36 unit per bulan.
  • Tahun 2018 hingga bulan April terjual sebanyak 85 unit per bulan atau rata-rata 21 unit per bulan.

Hi-Max memang tak seperti angan-angan Daihatsu dimana mobil mungil ini ditujukan untuk pasar pengusaha yang membutuhkan pick up ekonomis seperti pengusaha “tahu bulat”, tabung gas, galon air minum, dan buah plus sayuran. Pada kenyataannya, konsumen lebih memilih pick up dengan dimensi lebih besar seperti Gran Max yang bisa memuat lebih banyak barang atau orang.

Gambar mobil Hi-Max yang didesain mirip kedai kopi di pameran GIIAS 2017

Upaya Daihatsu mendongkrak penjualan Hi-Max dengan menghadirkan Hi-Max Café atau mobil toko di pameran GIIAS 2017

>>> Sesuai Prediksi, Daihatsu Bukukan Kenaikan Penjualan Sebesar 10%

Pasar Hi-Max benar-benar jatuh dihempaskan saudaranya yang lebih besar itu. Lihat saja wholesales penjualan Gran Max Pick Up (PU) yang mencapai 15.446 unit di sepanjang Januari - April 2018 dan menjadi kontributor terbesar kedua Daihatsu setelah mobil murah LCGC Sigra.

Sudah begitu, nasib Hi-Max juga makin tak jelas setelah jalur produksinya di pabrik Astra Daihatsu Motor (ADM) Sunter, Jakarta Utara dipakai buat menggenjot produksi Terios-Rush. Ini dilakukan karena inden dua model kembar LowSUV tersebut meledak diluar dugaan.

Kolaborasi keduanya di tahun 2018 menghasilkan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) sebanyak 23.947 unit, dengan perincian 9.003 unit untuk Terios dan 14.944 untuk Rush. Konsumen harus menunggu pengiriman unit 2-4 bulan. Sementara dealer-dealer berteriak agar pasokan diperbanyak dari sebelumnya.

Gambar si kembar Rush-Terios yang jadi jagoan baru di segmen Low SUV

Duet Terios-Rush makin menyingkirkan keberadaan Hi-Max

>>> Takut ketinggalan berita seputar mobil, tongkrongin terus cintamobil.com

“Jadi sementara kami pakai jalur Hi-Max untuk produksi Terios-Rush,” tutur Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra kepada salah satu awak media, Kamis (17/52018) tanpa memberikan kepastian sampai kapan hal ini dilakukan.

“Belum ada strategi buat Hi-Max, pasarnya kecil. Kami fokus pada pasar yang besar dulu,” lanjutnya.

Ungkapan ini seolah menjadi sinyal kalau Daihatsu sendiri sebenarnya pesimis dan bingung mau diapakan si Hi-Max. Kasihan sekali, sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

>>> Bosan dengan mobil kamu, jual saja di cintamobil.com dan dapatkan harga yang menguntungkan!

 
back to top