Kabar baik buat produsen dan pecinta mobil listrik, Tesla berencana membuka jaringan supercharger-nya untuk mobil listrik merek lain. Elon Musk menyatakan hal tersebut menanggapi Tweet salah satu penggemarnya di Twitter.
Disebutkan bahwa Elon Musk dianggap tidak adil karena jaringan pengisian daya Tesla terlalu eksklusif hanya untuk mobil Tesla. Sikapnya juga dianggap kurang serius dalam mendukung perkembangan teknologi.
Saat ini stasiun pengisian daya Tesla hanya untuk mobil Tesla
Musk menanggapi bahwa tidak ada maksud diskriminatif. Tesla memang membuat konektor pengisiannya sendiri karena tidak standar yang pakem pada saat itu.
"Kami membuat konektor kami sendiri, karena tidak ada standar saat itu & Tesla hanya pembuat mobil listrik jarak jauh," tulis Musk di Twitter, (20/7/2021). “Ini adalah salah satu konektor yang cukup ramping untuk pengisian daya rendah dan tinggi. Karena itu, kami membuat jaringan Supercharger kami terbuka untuk EV lain akhir tahun ini.” lanjutnya.
>>> Tesla Buka Stasiun Pengisian Supercharger Pertama di ASEAN
Saling menguntungkan
Tidak dijelaskan bagaimana teknis sharing jaringan pengisian daya Tesla itu dilakukan serta berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mobil listrik non Tesla jika melakukan pengecasan. Yang pasti bakal meningkatkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Sebagai informasi Tesla memiliki lebih dari 2.500 stasiun pengisian dengan 25.000 mesin pengisian di seluruh dunia. Termasuk stasiun pengisian di Orchard Central Singapura yang belum lama diluncurkan. Hanya saja, sampai saat ini semuanya eksklusif untuk pemilik mobil listrik Tesla.
Untuk merek lain, mereka harus menciptakan jaringan pengisian dayanya sendiri, baik secara individu maupun bebarengan dengan merek lain untuk menghemat biaya pembangunan infrastruktur. Seperti jaringan pengisian IONITY di Eropa dan Electrify America di Amerika Serikat.
Supercharger V3 pertama Tesla di ASEAN ada di Orchard Central Singapura
>>> Bergabung dengan IONITY, Hyundai EV Bisa Isi Daya di Seluruh Eropa
Dorongan pemerintah
Tidak hanya dari fans dan konsumen umum, Tesla juga mendapat dorongan dari Pemerintah di sejumlah negara agar membuka jaringan superchargernya untuk mobil lain. Di Jerman, Menteri Transportasi Federal Jerman, Andreas Scheuer mencoba meyakinkan hal tersebut.
“Saya berhubungan langsung dengan pabrikan seperti Tesla untuk memastikan infrastruktur yang ada, misalnya Tesla Supercharger, juga dibuka untuk pabrikan lain.” kata Scheuer kepada media Jerman Neue Osnabrücker Zeitung, bulan lalu.
Di AS, Presiden Joe Biden bersama dengan para senat Bipartisan setuju membelanjakan $7,5 miliar atau hampir Rp 110 triliun untuk infrastruktur kendaraan listrik, termasuk stasiun pengisian. Selain meningkatkan daya beli kendaraan listrik, juga bentuk dukungan kepada pabrikan-pabrikan lokal seperti General Motors dan Ford agar lebih kompetitif bersaing dengan Tesla.
>>> Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Mobil Listrik di Indonesia