Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 12 Desember 2019 resmi dibuka secara umum pada Minggu, 15 Desember 2019 pukul 06.00 WIB, alias tidak jadi diundur tanggal 20 Desember 2019. Berbagai komentar muncul dari pengendara yang sudah menjajal. Baik dari sisi kelebihan seperti jarak tempuh yang makin singkat maupun sisi kekurangannya seperti kondisi sambungan yang belum sepenuhnya rapi hingga mengurangi kenyamanan.
Tol Jakarta Cikampek Elevated dibuka untuk umum mulai 15 Desember 2019
Aset penting Indonesia
Apapun itu, jembatan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated menjadi aset penting bagi ibu kota dalam memecah kemacetan yang biasa terjadi di jalan Tol Jakarta Cikampek Existing atau tol bawah. Pengendara yang hendak menempuh jarak jauh ke Bandung, Cirebon, Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa menggunakan jalur non stop ini dari pada berdesakan di tol bawah.
Jika ada yang tersisa dari cerita Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated, salah satunya adalah bagaimana tol layang ini sukses dibangun. Selain lokasinya sangat rumit berada tepat di atas tol Jakarta Cikampek bawah yang terkenal dengan kepadatannya, panjang jalan yang harus dibuat total mencapai 38 km.
>>> Perlu Anda Ketahui, Hindari Penggunaan Teknik Slipstream di Jalan Tol
Proses pembangunan Tol Jakarta Cikampek Elevated
Melansir dari bpjt.pu.co.id, (13/12/2019), pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated ternyata menggunakan Teknologi Sosrobahu. Yaitu teknologi kontruksi dengan memutar lengan beton jalan layang atau girder. Pertama-tama dibuat tiang vertikal (pier shaft) dulu untuk penyangga, lalu lengan beton dicor di atasnya sejajar dengan lajur jalan di bawah. Setelah itu diputar 90° hingga membentuk bahu.
>>> Cari mobil bekas atau baru berkualitas? Cek disini
Teknologi Sosrobahu
Teknologi Sosrobahu ini sangat membantu dan paling relevan digunakan untuk pembangunan jalan layang yang berada di atas jalan raya yang sudah beroperasi, karena tidak harus menutup jalan. Dengan demikian mobilitas masyarakat tetap bisa berjalan dan kegiatan ekonomi tetap berlanjut.
Teknologi Sosrobahu ditemukan oleh Ir. Tjokorda Raka Sukawati pada 1988. Diimplementasikan pertama oleh PT Hutama Karya pada pembangunan Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok (Tol Wiyoto Wiyono) yang berada di atas by pass A. Yani. Tjokorda sendiri saat itu menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Hutama Karya.
Adapun Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated merupakan implementasi kedua dari teknologi Sosrobahu di Indonesia. Menerapkan teknologi ini proses pembangunan oleh PT Waskita Karya tidak sampai menutup jalan Tol Jakarta Cikampek existing yang sudah ada dan tanpa mengganggu lalu lintas secara signifikan. Jika pun ada kemacetan, frekuensinya masih dalam tahap ditolelir, bukan seperti macet horor Brexit tahun 2017.
>>> Ingat Guys, Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek Khusus Jarak Jauh Non Stop