Ibu Kota Jakarta tak lagi menghuni 10 besar kota termacet di dunia. Berdasarkan riset yang dilakukan TomTom Index, Jakarta kini berada di peringkat ke 31 dari total 416 kota. Ini menjadi catatan tersendiri untuk Jakarta.
Sekadar informasi, peringkat Jakarta yang sempat menghuni 10 besar kota paling macet di dunia menurun amat signifikan sejak tahun 2017. Bila pada tahun 2017, Jakarta berada di tempat keempat. Lalu, pada tahun 2018 peringkat tersebut turun menjadi ketujuh.
Penerapan PSBB berkontribusi mengurangi kemacetan Jakarta
>>> Kendaraan Tak Lulus Uji Emisi Kini Tidak Boleh Parkir di Jakarta
Peringkat Turun Signifikan
Kemudian pada tahun 2019, Jakarta menghuni posisi ke-10 kota paling macet di dunia. Hingga akhirnya pada tahun 2020, Jakarta berhasil terlempar dari 10 besar.
"Menurut Tom Tom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang," tulis Pemprov DKI Jakarta dalam laman instagramnya.
Sepanjang tahun 2020, pengendara harus rela kehilangan waktu sekitar 174 jam atau setara 7 hari 6 jam saat melintasi kemacetan Ibu Kota. Bila berpergian pada pagi hari, pengendara harus rela menghabiskan waktu tambahan selama 19 menit pada pagi hari. Sementara pada sore hari, waktu tambahan yang dibutuhkan adalah 26 menit.
Kemacetan terendah tercatat hanya mencapai 8 persen tepatnya pada 18 Juni. Kemudian waktu termacet sepanjang 2020 terjadi pada 15 Februari sebesar 95 persen. Dari 12 bulan, periode termacet di Jakarta terjadi pada Februari 2020. Sedangkan jalanan Jakarta paling lengang terjadi pada April 2020.
Udara Jakarta kian bersih
>>> 4 Cara Cek Pajak Mobil Jakarta Paling Mudah!
PSBB Ikut Berperan Tekan Kemacetan Jakarta
Penurunan kemacetan di Jakarta salah satunya disebabkan oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tepatnya pada April 2020. Seperti diketahui, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan PSBB ketat sejak itu. Aktifitas perkantoran kemudian juga berkurang drastis karena dimaksimalkan dari rumah atau Work From Home (WFH).
Kegiatan lain pun demikian. Berkendara termasuk salah satu yang dibatasi terutama dari jumlah penumpang. Pun demikian dengan transportasi umum, jam operasional dibatasi. Praktis ini memberikan kontribusi signifikan pada penurunan kemacetan di Jakarta. Pemberlakuan PSBB pun tak berlaku sementara, hingga kini pemprov Jakarta masih menerapkannya.
>>> Jalanan di Jakarta Bebas Macet karena Imbauan di Rumah Saja