
Nissan berencana untuk menghentikan pengembangan versi baru dari semua sedannya di Jepang. Sebagai gantinya pabrikan yang beraliansi dengan Mitsubishi dan Renault ini akan fokus pada pengembangan SUV.
>>> Nissan 400Z Akan Diluncurkan Agustus 2021, Siap Hadang Toyota GR Supra
Sedan Nissan di Jepang akan digantikan SUV dan mobil listrik
Nissan Fokus Pada Pengembangan SUV dan Kendaraan Listrik
Keempat model sedan Nissan yang dijual di Jepang akan terpengaruh oleh perkembangan tersebut, termasuk Skyline yang sudah hadir sejak 1957 silam. Model lainnya termasuk Nissan Cima, Fuga, Sylphy.
Mempersempit jalur pengembangannya akan memungkinkan Nissan untuk menyalurkan lebih banyak investasi ke segmen lainnya. Selain SUV, Nissan juga akan mengalihkan fokus segmen kendaraan listrik. Untungnya tidak sama seperti di Jepang, pengembangan sedan Nissan untuk pasar luar negeri akan terus dilakukan.
>>> Modifikasi Extreme! Mini Klasik Ini Pakai Mesin Nissan Leaf
Nissan Skyline
Belum Ada Keputusan Untuk Sedan Ikonik Skyline
Nissan belum memutuskan apakah akan menghentikan produksi dari sedan Nissan Skyline yang memulai debutnya pada tahun 1957 silam. Pabrik Nissan di Tochigi di utara Tokyo telah menjadi basis produksi untuk Skyline dan sedan lainnya. Nissan berencana untuk mulai merakit kendaraan listrik Ariya baru tahun ini di pabrik tersebut dan pada akhirnya dapat mendedikasikan pabrik itu untuk menjadi rumah kendaraan listrik Nissan.
Nissan Skyline sendiri merupakan model tertua Nissan yang masih diproduksi dan memiliki basis penggemar yang cukup banyak. Tapi sedan saat ini berada di bawah tekanan karena banyaj diminatinya model SUV oleh kalangan generasi muda.
Selain karena tidak lagi populer angka penjualan yang tidak cukup baik diyakini juga menjadi salah satu alasan dari wacana ini. Menurut data dari firma riset pasar MarkLines dilansir dari Nikkei Asia, Nissan hanya menjual 5.800 unit dari empat model sedan di Jepang tahun lalu, terhitung hanya 1% dari penjualan kendaraan barunya.
Selain itu langkah Nissan ini juga sesuai dengan aliansinya dengan Renault dan Mitsubishi. Salah satu aliansi otomotif terkemuka di dunia tersebut telah menyepakati memanfaatkan posisi kepemimpinan masing-masing dan kekuatan geografis untuk mendukung pengembangan bisnis bersama.
Strategi baru ini akan memfokuskan Nissan untuk pasar China, Amerika Utara dan Jepang, sedangkan Renault di Eropa, Rusia, Amerika Selatan dan Afrika Utara dan Mitsubishi Motors di ASEAN dan Oceania.