
Google Maps merupakan salah satu fitur yang sangat membantu di keseharian kita. Termasuk untuk menghindari jalanan yang penuh dengan kemacetan dan menghindari tempat-tempat ramai. Tapi Google malah mematikan satu fitur andalannya dengan alasan keselamatan pada saat invasi Rusia ke Ukraina.
Matikan fitur live traffic
Reuters mengungkapkan bahwa Google telah mematikan fitur live traffic data atau data lalu lintas langsung untuk layanan Google Maps di Ukraina. Tindakan ini disebut hanya dilakukan sementara dan akan diaktifkan kembali ketika Rusia dan Ukraina beralih ke status damai.
Live traffic data akan dimatikan selama invasi Rusia ke Ukraina
>>> Tank Rusia Hantam Mobil Sipil di Ukraina, Pengemudi Dilaporkan Selamat
Dalam berita tersebut, seorang perwakilan Google menyebutkan bahwa pemberlakukan pembatasan ini dilakukan “demi keselamatan masyarakat lokal”. Dengan invasi Rusia yang diperkirakan masih akan berlangsung selama beberapa waktu ke depan, fitur ini kemungkinan masih akan dinonaktifkan.
Tapi pengemudi masih bisa memanfaatkan fitur ini ketika berkendara. Google mengatakan bahwa Google Maps tetap memungkinkan navigasi untuk menunjukkan jalanan yang macet dengan traffic tinggi. Langkah ini disebut akan membantu warga sipil untuk mencari area yang kosong demi keselamatan mereka sendiri.
>>> Rusia vs Ukraina Memanas, F1 Sochi Terancam Dibatalkan
Analisis pengguna di satu tempat
Google Maps adalah salah satu aplikasi yang digunakan oleh lebih dari lima juta situs web di seluruh dunia dan digunakan oleh minimal 154 juta pengguna. Fitur live traffic data menganalisis berapa banyak pengguna di satu tempat pada satu waktu tertentu. Semakin banyak pengguna di satu tempat, maka Maps akan menandai tempat tersebut sebagai kemacetan.
Fitur ini menganalisis pergerakan tentara Rusia
Keputusan menghentikan fitur ini dilakukan setelah seorang profesor mengatakan bahwa ia bisa melacak pergerakan tentara Rusia menggunakan Google Maps. Sebuah jalanan berwarna merah pada Maps, terlihat seperti kemacetan parah, sebenarnya sebuah batalyon. Hal ini bisa terjadi karena personil militer dalam batalion tersebut lupa menonaktifkan lokasi mereka di Maps.
Google merupakan satu dari beberapa perusahaan besar yang turut menyesuaikan kondisi dengan peperangan antara Rusia dan Ukraina yang terjadi sejak pekan lalu. Perusahaan induk Google, Alphabet, juga mengikuti jejak Facebook dan memberlakukan pemotongan bagi media Rusia yang ingin memonetisasi konten mereka.
>>> Dapatkan berbagai harga mobil baru dan promo menarik lainnya di sini