Mobil listrik dan konversi mobil konvensional jadi listrik ke depan akan menjadi tren baru di Tanah Air. Namun, keadaan tetap memaksa kita untuk jujur, bahwa masih ada beberapa hambatan kendaraan berbasis baterai ini untuk berkembang di Indonesia.
Harga Jadi Faktor Utama
"Harga pastinya akan barrier. Harga juga akan terpengaruh ke faktor infrastruktur," tukas Dr. Indra Chandra S., S.T., M.T, selaku Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufucturing (TDEM) pada salah satu seminar yang tim Cintamobil.com hadiri.
Mau bikin mobil listrik konversi seperti ini? Siapkan dana Rp 250 juta paling murah
Lebih lanjut Indra yang sapaan akrab dari Indra Chandra Setiawan ini pun menambahkan, "Karena kalau kita bicara BEV (Battery Electric Vehicle), enggak bisa nge-charge ya enggak bisa dijalanin (mobilnya)," lanjut alumnus Universitas Gadjah Mada ini.
Konversi mobil listrik Perodua Axia di Malaysia yang diliput Paultan
"Sama case-nya yang terjadi kita menawarkan Fuel Cell Vehicle, ternyata kita bawa enggak ada hydrogen station-nya, jadi sampai sekarang hidrogennya yang ada hanya yang di tabung itu doang, tidak bisa kemana-mana," lanjut pria berkacamata yang suka main golf ini.
>>> BMW Sesumbar Bisa Bikin Mobil Listrik 1.000 KM, "Tapi Buat Apa?"
Agar BEV Makin Berkembang Di Indonesia
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan juga diperkuat agar mobil listrik dapat berkembang pesat di Tanah Air. "Pasti infrastruktur untuk yang di luar ICE (Internal Combustion Engine) akan sangat berpengaruh," ujar Indra.
"Ketika mereka merasa convenience, bisa nge-charge di rumah, terus di atas jam 10 malam dapat insentif dari PLN, harganya 20% lebih murah, pagi sudah full, itu akan memperkuat sisi worthnya. Tapi dari sisi mampunya itu yang kita harapkan dari semua pihak," jelas Indra panjang lebar.
Perlu banyak hal agar BEV makin berkembang di Indonesia
Jangan lupakan juga industri yang mendukung ekosistem EV di Tanah Air. Sebab jika dirunut, ternyata ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa konversi mobil listrik dari mobil konvensional itu masih mahal.
Sekali mencoba BEV yang proper Anda akan suka, seperti kami mencoba mobil ini
Lagipula di dalam negeri enggak ada komponennya jadi harus beli keluar pake US Dollar. "Kalau enggak disupply China di Indonesia belum bisa bikin bahan bakunya. Motor listrik (juga) hanya kecil sekali itupun manual bikinnya," kata salah satu narasumber terpercaya kami yang juga pakar di bidang EV.
Lebih parah, "Inverter blas (sama sekali) enggak ada yang bisa bikin (di Indonesia). (Peralatan EV) rebranding almost semuanya atau white label manufacture from China, jadi mau dimerk apa monggo aja," tutup pria yang enggak pelit ilmu ini. Frankly Speaking untuk industri EV sendiri Indonesia masih agak jauh ya.
>>> Mau Konversi Mobil Listrik? Jangan Kaget Lihat Biayanya, Ini Rinciannya