Kecelakaan di jalan tol kembali terjadi. Bus Widya menabrak bagian belakang truk Hino yang sedang mengalami gangguan di jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 150+300 pada Minggu, 23 Agustus 2020 pukul 14.03 WIB. Bus lantas terguling di tengah jalan dan disambar Isuzu Elf yang melintas dengan kecepatan tinggi. Akibatnya, 4 orang meninggal dunia dan 11 orang terluka dan harus mendapatkan perawatan medis.
Sebelumnya, kecelakaan juga terjadi di jalan Tol Sidoarjo Jawa Timur KM 755+300 jalur A pada Selasa 11 Agustus 2020 sekitar pukul 03.40 WIB dini hari. Suzuki Ertiga bernopol N 1432 EW yang melaju dari arah Waru ke Sidoarjo menabrak bagian belakang kendaraan lain di depannya. Pengemudi Ertiga meninggal dunia karena luka parah di kepala.
Sebelumnya lagi, pada Senin, 10 Agustus 2020 juga terjadi kecelakaan parah di jalan tol Cipali KM 184. Sebuah mobil travel Isuzu Elf dari arah Jakarta oleh ke kanan dan masuk jalur arah berlawanan. Di saat yang sama melaju Toyota Rush menuju arah Jakarta. Tabrakan tidak terhindarkan mengakibatkan 8 orang meninggal dunia.
>>> Kecelakaan Lalu Lintas Jadi Salah Satu Penyebab Terbesar Kematian di Dunia
Kecelakaan jalan tol hampir selalu fatal
Kecelakaan berujung fatal
Ketiga kasus kecelakaan di atas hanya sebagian kecil dari banyak insiden di jalan tol. Masih banyak lagi kejadian lain baik yang terekspos media maupun yang tidak diberitakan. Meski secara kronologi berbeda-beda, ada satu kesamaan pada satu hal yaitu berujung fatal. Pada setiap kecelakaan di jalan tol hampir selalu mengakibatkan korban yang sangat besar, kalau tidak meninggal dunia ya kerusakan parah pada kendaraan. Bahkan bisa dua-duanya ada korban meninggal dunia dan kendaraan rusak berat.
Sebab fatalitas
Fatalitas kecelakaan di jalan tol disebabkan banyak hal, diantaranya 2 hal berikut:
1. Kecepatan tinggi
Jalan tol memiliki aturan batas kecepatan minimum dan maksimum. Minimum 60 km/jam dan maksimum 80-100 km/jam. Faktanya, di kecepatan tersebut pengendara merasa kendaraan berjalan terlalu pelan dan akhirnya tambah kecepatan. Risiko dari hal tersebut, saat terjadi tabrakan atau menabrak kendaraan lain di depan, kendaraan rusak luar biasa.
>>> Pahami, Ini Dampak Negatif Melanggar Batas Kecepatan di Jalan Tol
Kecepatan berkendara di jalan tol dibatasi demi keselamatan
2. Tidak sigap keadaan
Penyebab lainnya yaitu kurang sigap terhadap situasi lalu lintas. Berkendara di jalan tol yang mulus dan bebas hambatan terkadang membuat pengemudi terkena sindrom Highway Hypnosis, yaitu merasa terhipnotis, terlena, kehilangan kesadaraan sesaat. Biasanya terjadi jika menempuh perjalanan jauh hingga berjam-jam. Walhasil, karena kurangnya konsentrasi pengemudi mengalami gugup dan salah mengambil keputusan saat berhadapan dengan situasi-situasi tertentu.
"Sering juga terjadi bagi para pengendara commuter semisal ingin pergi dari rumah ke kantor dan melewati rute atau jalan yang sama, sehingga tingkat kewaspadaan mengurang dan terkadang hilang konsentrasi," tutur Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu.
Solusi jika berkendara di jalan tol, pastikan kondisi kendaraan baik, kondisi tubuh bugar, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta jaga konsentrasi dan kewaspadaan. Jangan memaksakan berkendara jika tubuh kelelahan, tidak enak badan, atau mengantuk. Lebih baik singgah di rest area untuk mengistirahatkan diri, para penumpang, maupun kendaraan.
>>> Selamat Sampai Tujuan, Ini Tips Aman Beristirahat Saat Perjalanan Jauh
Beristirahatlah di rest area untuk menjaga kondisi tubuh tetap bugar