Pemerintah Indonesia sedang gencar mempromosikan kendaraan listrik untuk mengurangi polusi akibat emisi di Tanah Air. Sayangnya, harga mobil listrik saat ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan mobil konvensional. Tapi hanya ada satu mobil listrik di bawah Rp 500 juta di Indonesia, yaitu DFSK Gelora E.
Mobil niaga listrik DFSK
Mobil ini adalah light commercial vehicle atau kendaraan niaga ringan yang diperkenalkan di Indonesia pertengahan tahun 2021 ini. Ada dua tipe yang dibawa ke Indonesia, yaitu Gelora E Minibus dan Blind Van.
Versi Blind Van dibanderol Rp 480 jutaan sejak pertama kali diperkenalkan. Sedangkan di laman resmi DFSK Indonesia, tipe Minibus saat ini dihargai mulai dari Rp 577 jutaan.
DFSK Gelora E memiliki pilihan tipe Minibus dan Bilnd Van
Dibekali dengan baterai berkapasitas 42 kWh, mobil ini mampu mengeluarkan torsi maksimal 200 Nm dan mampu melaju 300 km dalam sekali pengecasan. Kecepatan pengisiannya tercatat mengisi daya 20%-80% hanya dalam 80 menit.
Dan untuk keamanannya, Gelora E sendiri disebut sudah memiliki standar keamanan baterai IP67. Standar ini dipercaya mampu melindungi baterai dari debu, air, maupun lumpur ketika mobil sedang berkendara di berbagai kondisi jalan.
>>> DFSK Gelora Minibus, Pilihan Kendaraan Baru untuk Usaha
Siap jadi armada DAMRI
Pada ajang Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 lalu, DFSK mengungkapkan bahwa DAMRI sedang melakukan uji coba untuk menggunakan Gelora E sebagai salah satu armada mereka.
“Kami memiliki DFSK Gelora E yang sepenuhnya digerakan oleh tenaga listrik dan nol emisi gas buang. DFSK Gelora E juga memiliki utilitas yang tinggi dan bisa digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh DAMRI," jelas PR & Media Manager PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi dalam keterangan resminya.
>>> IIMS 2021: 5 Keuntungan Berbisnis Pakai Mobil Listrik DFSK Gelora E
DAMRI sedang melakukan uji coba terhadap Gelora E
Salah satu keuntungan dari mobil listrik Gelora E yaitu biaya operasional harian yang terbilang rendah. DFSK mengklaim model minibus maupun blind van hanya membutuhkan biaya Rp 200 per kilometer, atau sepertiga lebih efisien dibandingkan kendaraan komersial konvensional.