Tampaknya kini sudah ada solusi terbaik yang berhubungan dengan limbah botol plastik untuk air minum dalam kemasan yang selama ini menjadi salah satu biang masalah polusi lingkungan. Dua nama besar asal Prancis yang berkecimpung dalam industri masing-masing dengan skala global; pabrikan ban Michelin dan perusahaan biokimia Carbios saling bermitra untuk membuat ban daur ulang dari bahan botol plastik limbah.
>>> 4 Cara Sederhana Merawat Ban Mobil
Teknologi daur ulang
Limbah plastik yang siap didaurulang menjadi ban
Sejauh ini, Michelin mengklaim telah berhasil ujicoba teknologi daur ulang limbah plastik untuk membuat ban daur ulang melalui kerja sama dengan Carbios. Proses daur ulang limbah plastik melibatkan enzim yang mampu melakukan proses “depolymerize” terhadap polyethylene terephthalate (PET) yang digunakan dalam produk plastik dan tekstil seperti botol, tatakan, dan pakaian polyester.
Lebih jauh lagi, teknologi temuan Carbios mampu mendaur ulang segala macam limbah yang mengandung PET. Bahkan dari limbah PET tadi bisa dihasilkan produk PET versi daur ulang dan PET yang bisa didaur ulang dengan kualitas sama seperti produk PET murni (bukan daur ulang). Hebatnya lagi, kemitraan teknologi Carbios dan Michelin memungkinkan produksi polyester yang kuat dan ulet sehingga tahan putus, usia pakai lama dan tahan panas yang menjadi karakter teknis dasar yang penting untuk ban produksi standar maupun ban daur ulang.
Target daur ulang
Michelin mematok target pemakaian material daur ulang sebagai bahan baku pembuatan ban sebanyak 40% pada tahun 2030 dan 100% pada tahun 2050. Setiap tahun, sekitar 1,6 miliar unit ban dijual di seluruh dunia dan menghasilkan 800.000 ton serat PET. Pada tahun 2019, Carbios berhasil memproduksi botol PET perdana yang terbuat dari 100% Purified Terephthalic Acid (rPTA) yang berasal dari proses daur ulang limbah PET.
PET
Salah satu contoh PET adalah botol plastik air minum dalam kemasan
PET (PolyEthylene Terephthalate) adalah produk plastik yang memanfaatkan bahan lainnya seperti monomer dan ethylene glycol yang terbuat dari ekstrak bahan baku minyak bumi serta dicampur terephthalic acid dan ditambah katalis antimon sehingga mempercepat waktu produksinya. PET menjadi bahan baku dasar pembuatan serat tekstil yang banyak digunakan sebagai penguat konstruksi ban. Sebagai serat tekstil, PET digunakan untuk kebutuhan pembuatan pakaian jadi. Untuk menjadi kain, bahan polyester divakum dengan suhu tinggi di dalam ruang yang hampa udara. Polyester PET ini dapat didaur ulang.
Polyester dalam ban
Polyester diterapkan pada ban untuk kendaraan penumpang
Umumnya, polyester digunakan pada carcass ban untuk kendaraan penumpang. Pemilihan polyester didasarkan pada kebutuhan carcass ban yang harus keras dan kuat untuk menahan tekanan angin yang tinggi namun masih fleksibel untuk meredam perubahan beban dan benturan. Dengan demikian perpaduan antara kenyamanan dan stabilitas serta kekuatan menjadi kebutuhan utama ban untuk kendaraan penumpang. Pada sisi lain, bahan polyester relatif rentan terhadap tusukan benda tajam seperti paku atau tambalan model tusuk luar (cacing). Karena jika polyester sudah putus maka muncul gejala yang disebut “ban bunting” dan sangat membahayakan.