Industri Otomotif Masih Butuh Dukungan untuk Kembangkan Mobil Listrik

28/12/2020

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Industri Otomotif Masih Butuh Dukungan untuk Kembangkan Mobil Listrik
Meski di Negeri Paman Sam mulai gencar menjual mobill listrik, nyatanya kendaraan asap itu di AS masih membutuhkan dukungan yang besar dari pemerintah setempat.

Tak cuma Indonesia yang kini fokus mempercepat pengembangan dan pengadaan mobil listrik, melainkan juga di seluruh dunia. Beragam aturan dan insentif telah dibuat sejumlah negara agar penjualan mobil listrik bisa merangkak naik hingga akhirnya mengalahkan mobil bermesin konvensional. 

Nyatanya itu semua belum cukup. Hingga saat ini mobil bermesin konvensional belum tergantikan sepenuhnya. Hal itulah yang tengah terjadi di Negeri Paman Sam. Di AS, ada sebuah kelompok yang meminta agar pemangku kebijakan bisa memberikan dukungan lebih untuk pengembangan mobil listrik. 

>>> Pajak Mobil Bensin di Thailand Bakal Tinggi Biar Kendaraan Listrik Laris

Masih Butuh Insentif 

Mengutip Carscoops, Senin (28/12/2020) dalam sebuah laporan yang dirilis Aliansi Inovasi Otomotif, grup tersebut mengatakan bahwa industri otomotif tengah dalam masa transformasi dan membutuhkan investasi jangka panjang terkait elektrifikasi. Sekaligus juga teknologi keamanan yang kian dibutuhkan. 

pengembangan mobil listrik

Aliansi tersebut juga mengcatat visi komprehensif nasional dan strategi untuk memperbaiki ekonomi, sosial, lingkungan, dan sangat dibutuhkan di AS dalam pengembangan kendaraan listrik. 

Masih dalam laporan yang sama disebutkan bahwa China sudah lebih stabil dalam hal kendaraan listrik termasuk rantai pasok dan produksinya sendiri. Eropa pun demikian.

>>> Bos Toyota Kendaraan Listrik Ganggu Bisnis Otomotif

Menanti Janji Joe Biden

Benua Biru disebut sedang dalam pengembangan rantai pasok pengadaan, sementara Jepang baru saja membuat komitmen untuk mendukung teknologi fuel cell. 

"Industri otomotif menjadi salah satu mesin penggerak perekonomian suatu negara dan masih akan menjadi landasan inovassi serta manufaktur AS dalam beberapa dekade mendatang," ungkap grup pelobi tersebut. 

"Namun untuk mewujudkan potensi tersebut maka dibutuhkan kolaborasi, kerjasama, dan kreatifitas antar seluruh pemangku kepentingan. Ini merupakan suatu kesempatan untuk memberi kesempatan terhadap potensi baru dan saling bekerja sama agar masa depan bisa lebih jelas," sambung grup itu. 

Warga AS sendiri tengah menanti komitmen sang presiden terpilih Joe Biden yang disebut-sebut amat mendukung keberadaan mobil tanpa asap tersebut. Itu dijanjikan Biden melalui investasi senilai 400 juta dolar untuk mewujudkan energi bersih lewat teknologi baterai dan pengembangan mobil listrik.

pengembangan mobil listrik

Masih menanti janji Joe Biden

Ia juga ingin membangun 500.000 tempat pengisian ulang baterai mobil listrik di seantero AS hingga tahun 2030. Angka yang cukup ambisius mengingat saat ini baru ada 29.000 titik pengecasan. Grup tersebut juga mendukung adanya insentif untuk melakukan riset dan pengembangan demikian pula dengan kegiatan produksi. 

>>> 5 Hal yang Bikin Konsumen Masih Ragu Beli Kendaraan Listrik di Indonesia

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top