Tak cuma Indonesia yang kini fokus mempercepat pengembangan dan pengadaan mobil listrik, melainkan juga di seluruh dunia. Beragam aturan dan insentif telah dibuat sejumlah negara agar penjualan mobil listrik bisa merangkak naik hingga akhirnya mengalahkan mobil bermesin konvensional.
Nyatanya itu semua belum cukup. Hingga saat ini mobil bermesin konvensional belum tergantikan sepenuhnya. Hal itulah yang tengah terjadi di Negeri Paman Sam. Di AS, ada sebuah kelompok yang meminta agar pemangku kebijakan bisa memberikan dukungan lebih untuk pengembangan mobil listrik.
>>> Pajak Mobil Bensin di Thailand Bakal Tinggi Biar Kendaraan Listrik Laris
Masih Butuh Insentif
Mengutip Carscoops, Senin (28/12/2020) dalam sebuah laporan yang dirilis Aliansi Inovasi Otomotif, grup tersebut mengatakan bahwa industri otomotif tengah dalam masa transformasi dan membutuhkan investasi jangka panjang terkait elektrifikasi. Sekaligus juga teknologi keamanan yang kian dibutuhkan.
Aliansi tersebut juga mengcatat visi komprehensif nasional dan strategi untuk memperbaiki ekonomi, sosial, lingkungan, dan sangat dibutuhkan di AS dalam pengembangan kendaraan listrik.
Masih dalam laporan yang sama disebutkan bahwa China sudah lebih stabil dalam hal kendaraan listrik termasuk rantai pasok dan produksinya sendiri. Eropa pun demikian.
>>> Bos Toyota Kendaraan Listrik Ganggu Bisnis Otomotif
Menanti Janji Joe Biden
Benua Biru disebut sedang dalam pengembangan rantai pasok pengadaan, sementara Jepang baru saja membuat komitmen untuk mendukung teknologi fuel cell.
"Industri otomotif menjadi salah satu mesin penggerak perekonomian suatu negara dan masih akan menjadi landasan inovassi serta manufaktur AS dalam beberapa dekade mendatang," ungkap grup pelobi tersebut.
"Namun untuk mewujudkan potensi tersebut maka dibutuhkan kolaborasi, kerjasama, dan kreatifitas antar seluruh pemangku kepentingan. Ini merupakan suatu kesempatan untuk memberi kesempatan terhadap potensi baru dan saling bekerja sama agar masa depan bisa lebih jelas," sambung grup itu.
Warga AS sendiri tengah menanti komitmen sang presiden terpilih Joe Biden yang disebut-sebut amat mendukung keberadaan mobil tanpa asap tersebut. Itu dijanjikan Biden melalui investasi senilai 400 juta dolar untuk mewujudkan energi bersih lewat teknologi baterai dan pengembangan mobil listrik.
Masih menanti janji Joe Biden
Ia juga ingin membangun 500.000 tempat pengisian ulang baterai mobil listrik di seantero AS hingga tahun 2030. Angka yang cukup ambisius mengingat saat ini baru ada 29.000 titik pengecasan. Grup tersebut juga mendukung adanya insentif untuk melakukan riset dan pengembangan demikian pula dengan kegiatan produksi.
>>> 5 Hal yang Bikin Konsumen Masih Ragu Beli Kendaraan Listrik di Indonesia