Industri Otomotif Indonesia Sensitif akan Krisis Global

16/11/2020

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Industri Otomotif Indonesia Sensitif akan Krisis Global
Ini bukan kali pertama industri otomotif Indonesia terdampak krisis. Sebelumnya sejumlah krisis global juga turut mempengaruhi industri otomotif Tanah Air.

Industri otomotif memberikan kontribusi sebesar 10 persen terhadap perekonomian di Indonesia. Maka dari itu, bila industri otomotif Indonesia terhambat perekonomian pun bakal turut terganggu. 

Seperti yang tengah terjadi saat ini, dimana virus corona melanda Tanah Air. Imbasnya produksi dan penjualan mobil turun signifikan.

>>> Kementerian Perindustrian Putar Otak Usai Usulan Pajak Mobil Baru 0% Ditolak

Sensitif Terhadap Krisis Global

Tapi rupanya industri otomotif Indonesia memang cukup rentan terhadap krisis yang dialami di dunia. 

"Kami coba runut mulai dari tahun 2005 kami potret semua industi otomotif Indonesia ternyata memang sensitif terhadap perubahan global, jadi Covid ini salah satunya," jelas Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier dalam sebuah diskusi virtual belum lama ini. 

Taufiek sendiri membeberkan sejumlah isu global yang membuat industri otomotif Indonesia ikut goyang. Mulai dari kenaikan harga BBM pada tahun 2006. Dijelaskan Taufiek, saat itu penjualan mobil turun hingga 40 persen. 

penjualan mobil

Kehadiran vaksin bukanlah jaminan perekonomian bakal langsung pulih

Kemudian ada juga krisis global pada tahun 2008 yang membuat penjualan turun 19-22 persen. Kemudian tahun 2013, kembali terjadi krisis. Namun saat itu pemerintah baru saja merilis kebijakan mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang seolah menjadi penyelamat. 

Tahun 2015, krisis moneter kembali melanda beberapa negara. Penjualan mobil di Indonesia kembali anjlok. Hingga akhirnya virus Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia. Tak ada satupun yang kebal akan penyebaran virus ini.  

"Di awal-awal kita turun hampir 40-50 persen, baik wholesales maupun produksi. Kita berpikir keras, kita coba kirim surat instrumen-instrumen pajak, tapi yang kemarin sepertinya belum di akomodir tadi kita tetap berusaha agar sektor industri tumbuh," beber Taufiek. 

>>> Wacana Pajak Mobil Baru 0% Bikin Pabrikan di Indonesia Deg-degan

Masih Mencari Formula Terbaik

Kementerian Perindustrian memang telah mengusulkan agar pajak mobil baru bisa dipangkas. Usulan ini dipercaya bisa meningkatkan penjualan mobil yang tengah lesu dan tentunya menguntungkan konsumen. Tapi usulan itu sudah ditolak Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

penjualan mobil

Penjualan mobil ikut mandek

Kini kata Taufiek, pihaknya tengah mencari stimulus yang pas agar industri otomotif Indonesia bisa bangkit dari krisis akibat pandemi Covid-19. 

"Kita sudah mengeluarkan berabagi ususlan insentif fiskal di perusahaannya, pengurangan pajak PBH terus bahan baku impor juga kita relaksasi kemudian pajak-pajak badan itu di perusahaannya," ucap Taufiek.  

"Kemarin kami usulkan di masyarakat yang punya uang itu supaya supaya membelanjakan, kalau instrumen fiskal sudah ada di perusahaan wah ini kurang, kita coba angkat ke masyarakat yang mau beli. Kita usulkan tapi sampai sekarang belum diakomodir, paling tidak kalau kita usulkan itu, itu semua sektor IKM juga bekerja untuk mensuplai industrinya, produksinya akan naik utilisasinya juga akan meningkat, ini harapan kita," tegasnya.

>>> Bidik Inovasi Anak Bangsa, Kemenperin Gelar Kompetisi Desain AMMDes

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top