Pembatasan operasional kendaraan bermotor berdasarkan nopol ganjil genap di Jakarta ditiadakan selama sepekan ke depan menyusul diperpanjangnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemprov DKI.
“Pembatasan ranmor (kendaraan bermotor) dengan sistem ganjil-genap (gage) terhitung mulai tanggal 5 Juni 2020 sampai seminggu ke depan tetap ditiadakan,” tutur Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Fahri Siregar, seperti dikutip dari NTMC Polri, Kamis (4/6/2020).
>>> Mobil Listrik Kebal Aturan Ganjil Genap, Diberi Tanda Khusus
Pemprov DKI perpanjang PSBB hingga akhir Juni 2020
Hampir 3 bulan tanpa ganjil genap
Sebagai informasi, aturan ganjil genap sudah tidak diberlakukan sejak 16 Maret 2020 atau hampir 3 bulan menyusul pandemi COVID-19 yang makin meningkat. Pada awalnya hanya 14 hari, namun durasinya terus diperpanjang mengikuti pelaksanaan PSBB oleh Pemprov DKI. Termasuk yang terbaru di atas dimana pemerintah menjadikan PSBB bulan Juni ini sebagai bulan transisi.
Dalam keterangan resmi yang disiarkan di Youtube Pemprov DKI Jakarta (4/6/2020), Gubernur Anies Baswedan menyampaikan hal tersebut, "Kami di gugus tugas memutuskan untuk menetapkan status PSBB di DKI diperpanjang, dan menetapkan bulan Juni sebagai masa transisi,"
“Saat ini statusnya tidak berubah, tetap PSBB, tapi kita mulai melakukan transisi di bulan Juni, menuju apa? Menuju aman-sehat-produktif,” lanjutnya.
Keputusan diambil Pemprov DKI berdasarkan evaluasi PSBB tiga tahap sebelumnya yang telah membuahkan hasil positif. Sebagian besar wilayah Jakarta berstatus zona hijau dan kuning. Sementara sebagian kecil lainnya masih zona merah, bahkan ada yang merah tua.
>>> Mengenal Ragam Istilah Pembatasan Aktivitas di Tengah Pandemi COVID-19
Volume lalu lintas di ibu kota turun drastis selama diberlakukan PSBB
Butuh kedisiplinan
Gubernur Anies berulang-ulang menegaskan butuh kedisiplinan menjalankan segala aturan PSBB untuk mencapai hasil maksimal dalam menekan angka penyebaran COVID-19. PSBB transisi bukan yang terakhir karena COVID-19 belum benar-benar sirna dari bumi Indonesia.
Sementara si virus juga tidak memandang dan memilih-milih, siapapun orangnya serta apapun profesi dan jabatannya punya potensi terpapar seperti yang sudah terjadi selama ini.