Pandemi COVID-19 menimbulkan gangguan signifikan pada industri otomotif di dunia. Tak terkecuali Hyundai. Merek asal Korea Selatan melaporkan penjualannya menurun hingga 25,2% di semester 1 2020 dengan unit terjual sebanyak 1.589.429 unit (semester 1 2019: 2.126.307 unit). Sementara untuk penjualan bulan Juni 2020 turun sebesar 22,7% dari Juni tahun 2019 sebanyak 377.396 unit menjadi 291.854 unit.
>>> Dalam 2 Tahun, Penjualan Hyundai Kona Electric Tembus 100 Ribu Unit
Kembangkan 3 teknologi baru AC mobil
Dalam kondisi demikian tak menyurutkan Hyundai untuk terus berkembang. Yang terbaru Hyundai Motor Group mengembangkan teknologi baru sistem pendingin udara mobil atau AC guna menjaga kualitas udara dalam kendaraan dan menciptakan suasana berkendara yang menyenangkan.
Ketiga teknologi yang dinamai After-Blow, Multi-Air Mode, dan Fine Dust Indicator bakal diperkenalkan pada beberapa model tertentu di Korea sebelum nantinya diaplikasikan ke seluruh model Hyundai, KIA, dan Genesis di seluruh dunia di masa mendatang.
Hyundai New Santa Fe 2021, tampilan lebih anggun
Dalam rilisnya, (27/7/2020) Hyundai menjelaskan lebih mendetail ketiga teknologi baru sistem pendingin udara mobil tersebut. Berikut paparannya:
1. Teknologi After-Blow
'After-Blow' mengeringkan kondensat pada evaporator dan menekan pertumbuhan jamur dalam sistem pendingin udara yang dapat menyebabkan bau selama cuaca panas.
Setelah mesin mati dan kondensat pada evaporator mengering secara alami selama sekitar 30 menit, 'After-Blow' aktif selama 10 menit untuk mengeringkan evaporator dan sisa kondensat dalam saluran udara. Sistem pendingin udara secara otomatis memungkinkan masuknya udara luar selama waktu ini untuk mencegah kelembaban menumpuk.
Teknologi ini menggunakan sensor baterai cerdas atau Intelligent Battery Sensor (IBS) untuk memantau baterai dan berhenti berfungsi saat baterai hampir habis. Dengan demikian tidak perlu khawatir baterai menjadi tekor. After-Blow akan non aktif secara otomatis ketika sistem pendingin udara tidak digunakan untuk jangka waktu tertentu, atau ketika suhu luar rendah.
2. Teknologi Mode
Multi-Air 'Mode Multi-Air' menggunakan beberapa ventilasi untuk AC dan pemanas untuk menciptakan lingkungan dalam ruangan yang lebih menyenangkan dengan angin yang lembut.
Ketika mode ini diaktifkan, udara tersebar ke sejumlah kisi-kisi baru yang ditambahkan di kursi pengemudi dan penumpang di samping ventilasi udara normal. Volume angin keseluruhan tetap sama, tetapi penguraian angin mengurangi kontak udara langsung dan melembutkan udara. Mode ini dapat dinyalakan dan dimatikan berdasarkan preferensi pengemudi.
>>> Mau membeli mobil bekas Hyundai, Cek koleksi dan harganya di sini!
Beragam teknologi meningkatkan kenyamanan berkendara
3. Teknologi Fine Dust Indicator
'Fine Dust Indicator' mengukur udara di dalam kendaraan secara real time dan memberikan informasi secara digital, memungkinkan pengemudi untuk mengelola kualitas udara dengan lebih baik.
Indikator menampilkan tingkat konsentrasi dan polusi partikel ultrafine (PM 2.5) di dalam kendaraan menggunakan bilangan bulat dan warna. Untuk visibilitas yang lebih baik diberikan indikator berwarna biru untuk 0 hingga 15 μg (mikrogram) / m3, hijau untuk 16 hingga 35 μg / m3, oranye untuk 36 hingga 75 μg / m3, dan merah untuk 76 μg / m3 atau lebih tinggi.
Jika tingkat partikel ultrafine melebihi 36 μg / m3 saat fungsinya aktif, mode pembersihan udara akan berjalan untuk memurnikan udara di dalam kendaraan. Sistem pembersihan udara secara otomatis mengatur volume udara antara 3 dan 8 dan beralih ke mode sirkulasi-udara dan mengaktifkan sistem pendingin udara untuk mengurangi kelembaban dalam ruangan.
Jika udara tidak membaik dalam mode pembersihan udara, kondisi udara juga dapat berfungsi sebagai pengingat bagi pengemudi untuk mengganti filter pendingin udara atau untuk membersihkan kursi dan tikar yang terkontaminasi.
>>> Bengkel Garasi Motor, Servis KIA dan Hyundai Disini Tempatnya
Lebih jelasnya paparan teknologi baru sistem pendingin udara mobil di atas bisa disimak pada video berikut: