Lalu lintas di jalan raya disebut-sebut memiliki pengaruh signifikan terhadap polusi yang ada. Namun penelitian terbaru menyebutkan bahwa menurunnya lalu lintas tidak membuat polusi udara berkurang. Penelitian ini terungkap setelah lockdown yang mengakibatkan hingga berkurangnya 65% lalu lintas di Skotlandia.
Polusi masih terjadi
Pandemi COVID-19 yang menyerang seluruh dunia mengakibatkan sebagian besar negara melakukan lockdown, tak terkecuali Skotlandia. Ketika lockdown, terjadi pengurangan hingga 65% dari jumlah kendaraan yang biasanya menghiasi jalanan. Tapi setelah dilakukan penelitian, tidak ditemukan peningkatan kualitas udara yang signifikan.
Lockdown tak mampu membuat polusi udara berkurang
>>> Dipercepat, Inggris Stop Penjualan Mobil Bensin dan Diesel Mulai 2032
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institute for Social Marketing and Health dari Universitas Stirling menganalisa tingkat polusi partikulat halus, yang sering disebut sebagai PM2.5. Komponen ini dianggap oleh para ilmuwan sebagai jenis polusi udara dengan dampak terbesar pada kesehatan manusia.
Dilansir dari Auto Express, data diambil dari 70 stasiun pemantauan pinggir jalan di seputar Skotlandia mulai dari 24 Maret 2020, sehari setelah penguncian diberlakukan di Inggris, hingga 23 April 2020. Hasilnya lalu dibandingkan dengan data dari periode yang sama 31 hari pada tahun 2017, 2018, dan 2019.
Di seluruh Skotlandia, konsentrasi rata-rata geometris PM2.5 adalah 6,6 mikrogram per meter kubik udara pada periode 2020. Secara umum, tidak ada perbedaan berarti dengan konsentrasi 6,7 dan 7,4 yang terjadi pada tahun 2017 dan 2018. Meskipun terdapat perbedaan besar dalam jumlah mobil di jalanan.
>>> Dapatkan berbagai pilihan mobil baru dan bekas hanya di sini
Skotlandia mengalami penurunan jumlah kendaraan ketika terjadi lockdown
Sedangkan pada tahun 2019, level PM2,5 secara signifikan lebih tinggi dan mencapai 12,8. Namun para peneliti mengatakan hasil ini tidak bisa dijadikan patokan karena terkait dengan peristiwa meteorologi yang menyebabkan debu pertikulat halus dari gurun Sahara mempengaruhi kualitas udara di Inggris dan Skotlandia.
>>> Pandemi Corona Usai, Seharusnya Langit Jakarta Bebas Polusi
Masalah polusi masih sama
Di lain pihak, penelitian tersebut mencatat terjadi penurunan tingkat nitrogen dioksida. Walaupun paparan udara yang berbahaya berpotensi meningkat selama lockdown. Masalah ini terjadi karena orang-ornng banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, dimana asap rokok dan asap masak lebih meningkat dibandingkan sebelumnya.
Lockdown membuat lebih banyak orang memasak di dalam rumah
“Diasumsikan bahwa lebih sedikit mobil di jalan raya mungkin menyebabkan penurunan tingkat polusi udara di luar ruangan dan, pada gilirannya, mengurangi jumlah kasus kesehatan yang buruk yang terkait dengan polusi ini,” jelas Dr Ruaraidh Dobson yang memimpin penelitian. Ia mengungkapkan penemuan ini berbeda dengan hasil yang didapatkan di Wuhan, China, dan Milan, Italia.
“Ini menunjukkan bahwa kendaraan bukanlah penyebab penting dari jenis polusi udara berkurang di Skotlandia, dan orang-orang mungkin memiliki risiko lebih besar dari kualitas udara yang buruk di rumah mereka sendiri, terutama di mana memasak dan merokok dilakukan di tempat yang tertutup dan ventilasi ruang yang buruk,” tutupnya.
>>> Dapatkan beragam berita otomotif paling lengkap hanya ada di Cintamobil