
Dalam Seminar “Apakah Perekonomian Indonesia Melambat?” dilangsungkan di Hotel Borobudur di DKI Jakarta, pada tanggal 14 Agustus 2017 lalu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugianto memberitahukan “Meskipun jumlah produksi mobil negara kita lebih besar jika dibandingkan dengan Thailand, kebanyakan produksi tersebut dikonsumi pasar domestik.”
>>> Klik di sini untuk mengupdate berita mobil pasar mobil terbaru!
Lebih – lebih lagi, menurut Jongkie ada dua faktor mempengaruhi total ekspor mobil di Indonesia. Pertama, model mobil yang disukai oleh kebanyakan konsumen Indonesia merupakan model Multi Purpose Vehicle (MPV). Karenanya, proses memproduksi mobil di dalam negeri pula tergantung.
“Multifungsi merupakan sebab orang Indonesia lebih suka mobil MPV. Mereka bisa mengemudi model mobil ini ke kantor atau ke pinggiran kota untuk piknik bersama keluarga, teman temannya. Tapi hal ini berbeda dengan hobi pasar luar negeri, mereka lebih menyukai mobil jenis sedan, SUV dan pick-up,” tuturnya.
Seorang pekerja mengecek mobil yang siap diekspor di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 8 Agustus 2017.
Faktor kedua merupakan persoalan dari regulasi pemerintah. Menurut Peraturan Pemerintah saat ini, model mobil sedan dianggap sebagai sebuah model mobil mewah. Hal ini membuat harga jual sedan lebih mahal dibandingkan produk lain, karena dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).
Jongkie Sugianto memaparkan pajak yang tinggi menyebabkan kerugian di pasar mobil sedan yang membuat produksi sedan tidak berkembang di Indonesia.
Namun, pada masa depan, situasi ini mungkin akan diperbaki, karena Pemerintah sudah mulai mempertimbangkan pengurangan pajak terhadap jenis sedan tersebut.
>>> Klik di sini untuk mengupdate berita mobil terbaru!