Chip Semikonduktor Bisa Makin Langka karena Invasi Rusia ke Ukraina

25/02/2022

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Chip Semikonduktor Bisa Makin Langka karena Invasi Rusia ke Ukraina
Chip semikonduktor diprediksi bisa makin langka karena invasi Rusia ke Ukraina. Ini lantaran Rusia dan Ukraina merupakan pemasok utama bahan baku chip.

Chip semikonduktor bakal makin langka dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina. Perlu diketahui Rusia dan Ukraina merupakan sumber penting dari gas neon dan paladium yang digunakan sebagai bahan baku chip semikonduktor. 

>>> Rusia Mulai Produksi 'Rolls-Royce KW' yang Mirip Mobil Vladimir Putin

Rusia Jadi Pemasok Utama Bahan Baku Chip

chip semikonduktor

Chip bakal makin langka. Foto: TSMC

Invasi Rusia ke Ukraina ini tentu bakal memperparah kelangkaan chip semikonduktor yang setahun belakangan melanda para pabrikan. Mengutip CNBC, suplai neon ke Amerika yang digunakan untuk preses litografi dalam produksi chip hampir semuanya berasal dari Rusia dan Ukraina. 

Rusia memproduksi neon yang merupakan produk sampingan dari baja lalu kemudian dimurnikan oleh pabrikan di Ukraina. Sebelumnya saat Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 2014, harga neon langsung melonjak 600%. 

"Ini akan menimbulkan dampak. Ketersediaan chip untuk industri otomotif akan semakin terbatas," kata Presiden dan CEO Techcet Lita Shon. 

Sekadar informasi, kelangkaan chip semikonduktor global memang tengah dialami oleh pabrikan di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir. Belakangan kondisi mulai perlahan pulih. Namun invasi Rusia ke Ukraina justru bakal kembali menganggu pasokan chip secara global. 

Rusia vs Ukraina

Gambar satelit yang menunjukan kondisi kerusakan di Chuhuiv. Foto: Maxar

Rusia juga dikenal sebagai suplier utama dari paladium bersama dengan Afrika Selatan. Sekitar 33% pasokan paladium untuk global disuplai dari sana. Di industri otomotif, paladium juga memegang peranan penting untuk produksi katalik konverter. Harga paladium terlihat sudah melonjak lebih dari 7% pada Kamis. Peningkatan tersebut bahkan lebih tinggi dari kenaikan harga logam mulia. 

"Hanya satu hal yang membuat harga jadi naik. Pasar otomotif pasti akan merasakan hal it," ungkap Shon-Roy. 

Harga Mobil Bakal Naik?

Ia juga mengungkap kemungkinan kenaikan tidak akan terjadi dalam waktu 6 bulan hingga satu tahun karena para produsen chip memiliki perjanjian jangka panjang untuk bahan mentah tersebut. 

Gedung Putih sebulan lalu telah mengingatkan para pemasok chip untuk mendiversifikasi rantai pasok. Ini dilakukan agar produksi bisa tetap jalan ketika Rusia membalas ancaman pembatasan ekspor AS dengan memblokir akses bahan baku produksi. 

"Sebagian dari mereka berkerja untuk memastikan bahwa bila Rusia mengambil tindakan yang menganggu rantai pasok, maka perusahaan sudah siap," kata seorang pejabat senior di Gedung Putih. 

Pabrikan chip juga sudah memprediksi bahwa pasokan akan terganggu karena konflik Rusia vs Ukraina itu. Namun mereka sudah siap karena telah lebih dulu melakukan diversifikasi pemasok. 

>>> Sungai di Rusia Memerah Gegara 20 Ribu Ton Minyak Diesel Tumpah

Menjadi jurnalis otomotif di salah satu media ternama di Indonesia sejak 2016 dan telah memiliki ragam pengalaman menguji mobil hingga mengunjungi pameran otomotif tingkat dunia. Bergabung sebagai Editor di Cintamobil sejak tahun 2020. Lulusan Universitas Trisakti ini mengawali karir sebagai jurnal
 
back to top