
PT Transjakarta diketahui telah melakukan uji coba bus listrik untuk mengankut penumpang pada rute Blok M-Balai Kota sejak Juli 2020. Hal ini pun disambut baik oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memang tengah berkomitmen untuk mempercepat pengadaan kendaraan listrik di Ibu Kota.
Diharapkan bus listrik Transjakarta ini tak bernasib seperti versi Compressed Natural Gas (CNG) yang kini justru perlahan-lahan ditinggalkan lantaran minimnya infrastruktur pengisian.
Armada bus listrik Transjakarta
>>> Transjakarta Uji Coba Bus Listrik Gratis! Ini Rutenya
Berharap Nasibnya Tak Seperti Bus CNG
Walhasil, banyak armada bus Transjakarta yang kembali menggunakan bahan bakar fosil.
"Kita ingat beberapa waktu lalu kita meluncurkan bus dengan bahan bakar CNG tapi dukungan yang didapatkan Jakarta kepada implementasi ini hanya 'hanget-hangat tai ayam'. Padahal untuk ke CNG sudah banyak sumber daya yang dikeluarkan termasuk mendorong BUMD untuk suplai CNG," jelas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam webinar yang disiarkan langsung oleh Youtube InfoKPPB, Selasa (8/9/2020).
Syafrin menambahkan, bus berbahan bakar CNG kurang mendapat sambutan di tingkat nasional. Hal itu pula yang memicu pengembangannya justru tersendat.
Maka dari itu, adanya uji coba bus listrik Transjakarta ini amat disambut baik oleh Pemprov Jakarta. Namun, kata Syafrin perlu adanya implementasi yang serius agar keberlangsungan bus listrik Transjakarta bisa panjang.
"Belajar dari CNG, kita belajar suplai listriknya. Bagaimana daya yang tersambung pada jaringan SPLU, ini harus diidentifikasi dengan baik supaya tidak terulang," tegas Syafrin.
>>> Transjakarta Pasang 236 Mesin Isi Ulang Kartu Uang Elektronik di 100 Halte
Ditargetkan Tahun 2030 Seluruh Armada Transjakarta adalah Bus Listrik
Pemprov DKI Jakarta sendiri menargetkan pada tahun 2030 seluruh armada Transjakarta sudah menggunakan bus listrik. Sayangnya, implementasi tersebut harus sedikit tertunda lantaran adanya pandemi Covid-19.
"Memang pandemi Covid ini membuat kita mengalami kontraksi ekonomi termasuk Jakarta dan berpengaruh pada APBD, maka kami lakukan relaksasi menyesuaikan dengan kondisi ekonomi Jakarta tapi target itu bukan berarti dihilangkan," sebut Syafrin.
"Target tetap tapi ada relaksasi. Misalnya tahun ini harus ada 100 unit bus listrik tapi karena Covid kita fokuskan APBD untuk penanganan Covid, transportasinya setelah kita selesai menangani Covid-19," pungkas Syafrin.
Sebagai informasi, ada dua bus listrik BYD yang disediakan Bakrie Autoparts, yakni tipe single low entry K9 yang hanya untuk 25 orang duduk dan berdiri serta bus medium C6 yang memiliki kapasitas 11 orang duduk.
Rute pengoperasian bus listrik oleh Transjakarta
Layanan ini akan beroperasi setiap hari, mulai pukul 10.00 WIB - 22.00 WIB dengan jarak keberangkatan setiap 45 menit sekali dan berhenti di halte-halte Non-BRT di sepanjang rute Blok M hingga Balai Kota Jakarta.
Sebelumnya, bus listrik Transjakarta yang menggunakan produk BYD sudah diuji coba pada 2019. Pada masa pra uji coba itu bus listrik hanya dioperasikan dengan mengangkut galon air dan masyarakat di tempat-tempat wisata. Tercatat ada 13 ribu masyarakat yang sudah menjajal bus listrik pada masa pra uji coba itu.
>>> Klik sini untuk baca berita otomotif terbaru lainnya