
Pertumbuhan pasar mobil di Indonesia tak bisa lepas dari berbagai hal. Menurut PT ADM ada beberapa hal di bawah ini yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan mobil dan kendaraan lainnya di Tanah Air. Apa saja ya?
Kebijakan Pemerintah & Daya Beli
"Pasar (mobil) rasanya tahun ini lebih terpengaruh pada nomor satu dengan kebijakan PPKM, kalau kebijakan PPKM ini merangsang demand masyarakat maka pasar (mobil) akan tumbuh," buka Amelia Tjandra, yang menjabat sebagai Marketing, Corporate Planning & Communication Director PT ADM.
>>> Karena Hal Ini Daihatsu Belum Minat Mobil Listrik, Kalo Hybrid?
Amel sapaan akrab Amelia Tjandra ini pun menambahkan, "Yang kedua adalah kalau ada demand (permintaan) harus ada daya beli, daya beli dari mana? Kita melihat dari GDP (Gross Domestic Product), pemerintah optimis GDP tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu di level 5% lebih, kalau tahun lalu kan di level 3%," tambah Amel.
Pemerintah optimis bakal ada kenaikan GDP yang diharapkan punya efek positif ke pasar kendaraan bermotor
"Nah kalau GDP atau daya belinya meningkat, otomatis pasar mobil akan lebih meningkat juga. Apalagi yang menjadi sumber kenaikan GDP ini, kan Indonesia banyak ekspor CPO (Curd Palm Oil), banyak ekspor Colt (Cobalt), dan harganya lagi tinggi-tingginya," sebut Amel dikutip tim Cintamobil.com.
>>> Daihatsu Rocky Siap Terima Tantangan Honda ZR-V
Efek Positif Ke Demand Kendaraan Bermotor
"Beberapa daerah yang menghasilkan mining (pertambangan) seperti ini permintaan mobil komersialnya tinggi sekali, truk-truk ataupun pikap kita beberapa tempat itu sampai harus inden karena kurang barang dan kita harus siap diomelin orang," kekeh Amel.
Pasar mobil komersial yang menggeliat diyakini akan membawa berkah tersendiri bagi Daihatsu Gran Max
"Mana barangnya, mana barangnya. Jadi kami percaya pasar mobil ini gelombang ketiga akan berimpact ya jangka pendek tapi in total satu tahun ini saya percaya akan lebih baik dari tahun sebelumnya," tutup wanita pemakai mobil Japanese Domestic Market lansiran Daihatsu ini.