Bahan Bakar Premium Sudah Tidak Direkomendasikan Sejak 2003

14/10/2020

Pasar mobil

3 menit

Share this post:
Bahan Bakar Premium Sudah Tidak Direkomendasikan Sejak 2003
Mesin kendaraan pakai Bahan Bakar Premium tidak direkomendasikan sejak tahun 2003 silam. Tetapi kok masih ada aja masyarakat yang menggunakannya?

Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran menyebutkan bahwa sudah dari tahun 2003 tidak ada lagi kendaraan yang direkomendasikan menggunakan BBM jenis Premium. Namun saat ini masih ada saja yang menggunakan bahan bakar Premium ini, mengapa demikian?

>>> Intip Harga BBM Pertamax Turbo yang Perdana Hadir di Bangka Belitung

Gambar menunjukan Emisi kendaraan

BBM Premium tidak lagi direkomendasikan untuk digunakan

Premium Tidak Baik untuk Kesehatan Manusia dan Mesin Kendaraan

Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran KK- Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri berbicara dalam sebuah diskusi virtual mengatakan bahwa premium sudah tidak lagi direkomendasikan untuk digunakan. Penggunaan BBM jenis premium ini justru bisa membuat isi dompet lebih boros dan berakibat tidak baik bagi kesehatan dan lingkungan.

"Sebetulnya sejak 2003 atau ketika kita menerapkan standar emisi Euro 2 itu sudah tidak ada lagi kendaraan yang cocok menggunakan premium karena yang dipersyaratkan ketika Euro 2 yaitu RON 91 dan kemudian sulfurnya maksimum 150. Kalau ini masih dipaksakan sebetulnya masyarakat yang rugi sendiri." kata Tri.

"Karena polusi udara itu mengenai semua orang jadi mereka yang menggunakan bahan bakar premium terkena juga imbasnya dampak dari polusi yang menyebabkan bahaya kesehatannya yang jauh lebih besar dibanding dengan penyebab emisi gas buang yang lain. Kemudian kendaraan yang menggunakan premium bisa dipastikan perawatan mesin kendaraannya akan lebih banyak atau lebih mahal. Namun beda halnya jika menggunakan BBM seperti Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo otomatis biaya maintenance jadi lebih rendah." sambungnya.

>>> Mengenal Perbedaan Bahan Bakar Pertamax dan Pertalite

Gambar menunjukan Tangki bahan bakar

Truk tangki bahan bakar minyak milik Pertamina

Masyarakat Dinilai Kurang Edukasi BBM yang Baik untuk Kendaraan

Menurut Tri sebaiknya minimal masyarakat menggunakan bahan bakar minyak jenis Pertalite karena jika dikalkulasikan jauh lebih hemat dibandingkan menggunakan bahan bakar Premium.

"Sesuai dengan jargon Pertalite melaju lebih jauh, hal itu terbukti nyata jika tadinya sepeda motor 4 hari sekali isi BBM, sekarang bisa 5-6 hari baru mengisi dengan volume yang sama dengan menggunakan Pertalite. Kalau dihitung secara kilometer meskipun ketika transaksi pembelian itu lebih tinggi, tapi nilai Rupiah per kilometer sebetulnya lebih murah ketika menggunaka BBM di atas Premium. Nah masyarakat jarang mencoba menghitung dan menganalisa hal ini. Sehingga masyarakat hanya melihat pokoknya ketika saya beli uang yang saya keluarkan sedikit, sehingga yang terjadi bahan bakar yang paling laku yang paling murah. Bahkan premium kalau ada dibelain, meski harus antri berjam-jam." sambung Tri.

Tri juga menuturkan bahwa masyarakat kurang mendapatkan literasi terkait bahan bakar kendaraan yang pas buat kendaraan yang harus digunakan. Hal ini membuat pengguna BBM Premium masih laku di pasaran.

"Selain itu juga masyarakat banyak yang tidak tahu kendaraan yang mereka miliki seharusnya diisi bahan bakar apa, karena tidak semua kendaraan ada rekomendasi bahan bakarnya, contoh di LCGC ada tertulis di kaca dan tutup bensin minimum BBM RON 92. Terlebih kenyataanya di showroom ketika pelanggan bertanya apakah kendaraan ini bisa menggunakan premium. Pasti salesnya bilang bisa. Kalau bisa tidak, bisa jadi batal beli mobilnya." tutup Tri.

>>> Temukan informasi mobil menarik lainnya hanya di Cintamobil.com

Rahmat menjadi jurnalis otomotif media daring sejak 2014 silam. Tercatat Rahmat bergabung dengan tim redaksi Cintamobil.com sejak 2019 hingga saat ini.  Lulusan jurusan Sastra Indonesia ini sejak awal kuliah memang bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Sebelum berkiprah di media yan
 
back to top