Tahukah Anda bila gagal melakukan pengereman jadi salah satu penyebab utama kecelakaan truk? Coba Anda cek berita-berita di media yang melaporkan mengenai terjadinya kecelakaan truk, sebagian besar yang dituduh jadi biang keladi adalah rem blong alias gagal melakukan pengereman. Makanya Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memberikan pelatihan Bimbingan Teknis Tata Cara Pengereman kepada Pengemudi Angkutan Barang.
Sebagai Action Plan BPTJ
Acara ini juga dihadiri oleh investigator senior KNKT, Ahmad Wildan
Pelatihan yang diikuti oleh 20 supir truk dari berbagai perusahaan jasa angkutan barang di Indonesia ini adalah sebagai salah satu action plan Kementrian Perhubungan dalam concern-nya untuk mengurangi kecelakaan truk di Indonesia. "Tujuan dari diadakannya pelatihan ini antara lain untuk meningkatkan skill dan kemampuan pengemudi, dan juga melakukan evaluasi," papar Aca Mulyana, selaku Direktur Angkutan BPTJ ke tim Cintamobil.com.
Ir. Polana B. Pramesti, M.Sc, selaku Kepala BPTJ
"Banyaknya kejadian kecelakaan angkutan barang yang diakibatkan oleh rem blong membuat banyak kerugian, baik marerial maupun korban jiwa. Untuk itu diperlukan tindakan nyata dalam menangani permasalahan ini, supaya kecelakaan serupa tidak terjadi kembali," ujar Ir. Polana B. Pramesti, M.Sc selaku Kepala BPTJ, Kementrian Perhubungan saat pembukaan acara ini di Lido, Sukabumi, Jawa Barat (29 & 30/5).
>>> 80% Kecelakaan Bus dan Truk karena Rem Blong Disebabkan Sopir Tak Ahli
Dilatih Langsung Oleh Indonesia Defensive Driving Center
Acara berlangsung dua hari tanggal 29 & 30 Mei 2021 di Lido, Sukabumi
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), "Data kecelakaan menunjukkan 34% itu adalah truk, pada pelatihan ini para peserta akan diajarkan untuk melakukan cara-cara pengereman yang benar, dipandu dengan instruktur-instruktur berpengalaman di IDDC," ujar Bintarto Agung selaku direktur utama IDDC.
Driver truk bukan hanya diajarkan mengerem secara benar saja, tapi juga attitude-nya dibentuk
Tidak hanya itu saja, "Pengemudi juga akan dilatih untuk mengemudi secara defensif yang menyangkut empat kunci, yakni Alertness (Kewaspadaan), Awareness (Kesadaran), Attitude (Sikap, mental), dan juga Anticipation (Antisipasi, menjaga segala kemungkinan). Karena tiga faktor utama dalam defensive driving itu ada pada kondisi pengemudi, karakter pengemudi, dan kondisi kendaraan," tutup om Tato sapaan akrab Bintarto Agung.
>>> Mulai Tahun Depan, Semua Truk Hino Pakai Mesin Berstandar Emisi Euro 4