
Kapan Dijual?
"Mengenai FUSO e-canter kapan dijual prinsipnya kita sedang melalui Proof Of Concept (POC), keputusan mengenai penjualan e canter kita masih pelajari," ujar Bayu Aprizal, General Manager Product PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB).
>>> GIIAS 2022: Pengunjung Bisa Test Ride Truk Listrik Mitsubishi eCanter
Lebih lanjut dirinya pun menambahkan, "Jadi kami belum bisa memutuskan tetapi pada intinya POC ini akan kami lakukan secara detail dan aktual dan diharapkan ada beberapa improvement yang bisa berkontribusi pada pengembangan produk ke depan," jelasnya.
>>> Uji Jalan Mitsubishi Fuso Canter dan Fighter X: Tangguh dan Bertenaga
"Ini teknologi baru dan fasilitasnya harus memungkinkan, infrastruktur dan fasilitas lain. Untuk sekarang kami masih dalam proses poc study. Tapi harapannya mungkin kalau semua ideal kita akan menuju ke arah sana," bilang Bayu sapaan akrab Bayu Aprizal.
Sekilas Spesifikasi eCanter
Motor listrik yang digunakan oleh Mitsubishi Fuso eCanter ini berjenis AC Synchronous Electric Motor. Tenaga yang dihasilkan oleh motor listrik ini adalah 135 KW atau setara dengan 180 HP, serta torsinya 380 Nm. Tenaga dan torsi tersebut tersalur ke inverter transmisi otomatis single gear reduction dan diteruskan via kopel ke roda belakang.
Bukan kali pertama FUSO eCanter muncul di hadapan publik
Meski tenaga dan torsi yang dihasilkan cukup besar, namun ada potensi panas akibat pemakaian yang harus dikontrol. Oleh sebab itu truk ini punya 3 buah radiator, 3 buah radiator ini masing-masing bertugas mendinginkan motor listrik, inverter, dan baterainya.
Lebih Hemat?
Perhitungan sederhananya begini, untuk charging baterai dari 0 ke 66 kWh biayanya Rp105 ribu. Itu didapat dengan asumsi biaya listrik per kWh adalah Rp 1.600. Coba bandingkan jika truk konvensional diisi solar dengan muatan 3 ton, konsumsi bahan bakar sebuah truk paling hanya sekitar 3 hingga 4 km/l.
Untuk operasional jelas FUSO eCanter lebih hemat dari truk konvensional
Artinya untuk mencapai 100 kilometer truk konvensional membutuhkan 30 sampai 40 liter. Jika isi solar biasa itu per liternya adalah Rp 5.500, berarti butuh uang Rp 165 ribu hingga Rp 220 ribu rupiah, jadi dibandingkan dengan solar biasa sekalipun energi listrik jauh lebih murah.