Manusia pada hakikatnya terlahir sebagai makhluk ekonomi yang tentunya enggan rugi. Termasuk ketika sedang memiliki sebuah mobil, saat hendak menjualnya diusahakan untuk tetap mendapatkan untung atau minimal ruginya sedikit. Tapi tidak semua mobil saat dijual punya harga yang masih bagus. Ada juga beberapa yang harganya jatuh.
Setidaknya ada lima faktor menentukan harga depresiasi mobil bekas, kira-kira faktor apa saja yang berpengaruh? Ikuti ulasan kami ini hingga tuntas...
Selain ketangguhan mesin, ada beberapa faktor yang mempengaruhi depresiasi harga
>>> Ingin cari mobil LCGC bekas yang terbaik menurut Cintamobil? Cek harganya di sini
1. Citra Dan Gengsi Merek
Honda Brio Satya terkenal punya depresiasi minim di jaringan mobil bekas
Hal pertama faktor yang menentukan harga depresiasi mobil bekas adalah citra dan gengsi merek. Tak bisa dipungkiri di Indonesia kini ada dua merek besar yang kuat secara harga jual bekasnya. "Untuk mobil bekas tetap Honda & Toyota juaranya," ungkap Jhensen punggawa showroom Kembar Jaya Motor di Bekasi kepada Cintamobil.com. Terutama Honda, citra mobil kelas atas dan mahal tetap terpancar meskipun produknya hanya sebuah Honda Brio Satya.
2. Varian Dan Tipe Mobil
Bahkan Suzuki Jimny harga bekasnya melebihi harga barunya
Hal kedua yang menjadi penentu depresiasi mobil bekas adalah varian dan tipe mobilnya. Jika saat baru agak langka seperti Suzuki Jimny, Honda Freed maka hampir dapat dipastikan harga jualnya bisa bertahan. Namun yang jadi catatan, tidak semua mobil bernasib sama. Terkadang mobil yang saat keadan baru langka bukan karena inden lama, tetap memang mobil tersebut kurang diminati oleh pasar, seperti Toyota Etios Valco, dan Suzuki Celerio.
3. Model
Toyota Avanza bekas dan Veloz punya peminat tersendiri
Model menjadi salah satu faktor yang menentukan harga depresiasi mobil bekas. Apalagi di Indonesia yang konsumennya gemar mobil-mobil 7-seaters. Tak heran mobil model MPV (Multi Purpose Vehicle) dan SUV (Sport Utility Vehicle) merajai jalanan di Tanah Air. Hal ini lantas berimbas ke mobil model MPV dan SUV yang diminati pasar mobil bekas, ambil contoh Toyota Avanza, Daihatsu Terios, Toyota Veloz, hingga LMPV (Low Multi Purpose Vehicle) seperti Daihatsu Sigra.
4. Kemudahan Mendapatkan Parts Aftermarket
Mobil Honda terkenal mudah dipersonalisasi
Membeli mobil bekas tidak hanya melulu untuk memenuhi kebutuhan dasar sebuah kendaraan. Melainkan juga dipersonalisasi sesuai keinginan pemilik (baca: modifikasi). Maka tak jarang ini juga menjadi salah satu faktor yang menentukan harga depresiasi mobil bekas. Di pasar mobil bekas, Honda Jazz, dan Honda Brio harga jualnya lebih bertahan dibandingkan dengan rivalnya misalnya Toyota Yaris, Toyota Agya apalagi Daihatsu Sirion dan Daihatsu Ayla.
5. Jaringan Bengkel
Jaringan servis kuat jadi kunci utama Toyota harga bekasnya bertahan
Terakhir yang teramsuk daam faktor yang menentukan harga depresiasi mobil bekas adalah jaringan bengkel. Untuk poin kelima ini Toyota dan Honda lagi-lagi digdaya. Karena bengkel resminya tersebar hingga pelosok, membuat pembeli mobil bekas tak perlu khawatir akan jaringan servis hingga ketersediaan spare part tidak menjadi masalah. Jadi itulah lima faktor yang menentukan harga depresiasi mobil bekas.