Sementara popularitas Formula 1 sedang tinggi-tingginya, nampaknya ajang reli dunia atau WRC justru sebaliknya. Keduanya sama-sama menerapkan regulasi baru demi masa depan yang lebih berkesinambungan dengan pengetatan emisi gas buang. Namun, rasanya rencana mobil hybrid untuk reli masih belum bisa diterima dengan baik.
Kategori Rally1 dengan mesin baru sudah dikonsep dan diwacanakan sejak beberapa tahun lalu. Tetapi, kasta tertinggi dari kejuaraan reli ini nyatanya hanya bisa menarik 3 pabrikan untuk berlaga.
Hanya Toyota, Hyundai, dan Ford
Dari sekian banyak pabrikan yang langganan untuk mengikuti WRC, ternyata hanya ada tiga yang tertarik untuk berlaga di kelas mobil hybrid ini. Pabrikan tersebut adalah Toyota, Hyundai, dan Ford dengan tim 'Works' masing-masing.
>>> Review Toyota GR Yaris 2020: The Road Legal WRC Cars!
WRC 2022 hanya diramaikan oleh tiga tim saja
Toyota Gazoo Racing WRT akan menurunkan Toyota GR Yaris Rally1, Hyundai Shell Mobis WRT akan berlaga dengan Hyundai i20 N Rally1, dan yang terakhir adalah M-Sport Ford WRT dengan Ford Puma Rally1 mereka.
Memang sejak Citroen mengundurkan diri di tahun 2019, praktis ketiga pabrikan tersebut menjadi yang terakhir untuk bertahan di ajang reli dunia. Padahal, sebelumnya ajang ini diramaikan oleh merek-merek seperti Volkswagen, Peugeot, bahkan Mitsubishi dan Subaru.
Kehadiran regulasi baru yang awalnya diharapkan untuk menarik minat para pabrikan untuk kembali ke ajang reli di era elektrifikasi bisa dikatakan belum berhasil jika tak mau disebut gagal.
Akan sangat menarik jika Mitsubishi dan Subaru bisa kembali ke WRC
Memang banyak yang menyebut bahwa faktor Jean Todt sebagai Presiden FIA yang memiliki latar belakang F1 membuat federasi motorsport ini disebut lebih condong ke arah balap Formula.
Kini, Mohammed Ben Sulayem yang menjadi Presiden FIA baru dengan latar belakang reli diharapkan untuk bisa kembali meningkatkan minat para pabrikan agar mau berlaga di ajang reli.
>>> Adu Drag Mobil Balap WRC, Formula 1 dan Formula E, Siapa yang Menang?
Inovasi, Pasar, dan Pemasaran Formula 1
Tak bisa dipungkiri, inovasi dan pasar dari Formula 1 yang kini sedang populer-populernya menjadi 'lahan' pemasaran yang lebih menarik untuk pabrikan-pabrikan otomotif dunia.
Apalagi, regulasi F1 2022 menjanjikan kompetisi yang lebih seimbang sehingga ajang balap jet darat ini tak lagi didominasi oleh Mercedes-AMG. Max Verstappen dan Red Bull Racing yang menjuarai F1 2021 dengan mesin Hybrid Honda merupakan bukti bahwa kompetisi ini lebih menjanjikan untuk para 'pemain baru'.
Keberhasilan Honda untuk kembali menjadi juara Formula 1 membuat pabrikan baru tertarik untuk 'mencicipi' kompetisi paling bergengsi ini
Hal itu langsung dibuktikan saat Volkswagen Group langsung tertarik untuk berlaga di Formula 1 melalui Audi dan Porsche. Ajang ini dinilai sejalan dengan visi Volkswagen Group dalam hal keberlanjutan dan masa depan industri otomotif yang 'hijau'.
Jadi, bukan salah regulasi mobil hybrid jika WRC semakin sepi. Mungkin, ajang balap reli membutuhkan revolusi-revolusi baru di era elektrifikasi yang membuat pabrikan lebih tertarik untuk mengucurkan dana mereka.
>>> Temukan Mobil Bekas Incaran Anda di Sini
Le Mans sudah, WRC sudah, Reli Dakar pun sudah. Hanya F1 yang belum ditaklukkan oleh Toyota
Atau mungkin, memang sudah saatnya Gazoo Racing menyudahi petualangan mereka di ajang reli dunia dan membuktikan bahwa Toyota bisa menebus kegagalan mereka di Formula 1 beberapa tahun lalu.