Inilah Perbedaan Gelaran Reli Indonesia Antara Dahulu Dengan Sekarang

18/05/2019

Event - Promosi

4 menit

Share this post:
Inilah Perbedaan Gelaran Reli Indonesia Antara Dahulu Dengan Sekarang
Ajang kejuaraan reli di Indonesia pada tahun 80 - 90an sudah berbeda sekali dengan sekarang. Ini dapat dilihat dari banyak hal, seperti misalnya regulasi teknis ataupun dari sisi mobilitasnya. Inilah perbedaan gelaran reli Indonesia dahulu dengan sekarang.

Ajang kejuaraan reli di Indonesia pada tahun 1980 hingga 1990an tentunya telah beda dengan sekarang. Hal Ini dapat dilihat dari banyak hal, seperti misalnya regulasi teknik maupun dari sisi mobilitasnya. Ambil contoh Jeffrey JP seorang mantan pereli dan navigator nasional era tersebut yang kini telah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal IMI Pusat. Beliau menceritakan pengalamannya mengenai reli yang pernah diikutinya lebih kurang 30 tahun lalu. “Bisa dibilang berbeda karena berbagai faktor. Reli saat itu sangat ramai dan banyak peminat," tukas Jeffrey JP.

>>> Ini dia sejarah singkat keseruan reli di Indonesia dari kacamata para senior reli

Tampak mobil reli group B di reli Indonesia

Tahun 1980-an hingga tahun 1990-an merupakan puncak kejayaan balap reli di Indonesia, hingga mobil reli eksotis seperti ini ada di sini

Ia juga menambahkan, “kalau dulu model service area-nya cenderung berpindah-pindah. Hal itu menyebabkan total SS (Special Stage) yang harus ditempuh menjadi lebih jauh, karena lokasi penyelenggaraan yang digunakan lebih luas," paparnya. Ambil contoh lagi, misal dalam 1 etape rutenya bisa dari Medan hingga Parapat atau malah sebaliknya," tambah Jeffery JP. Sementara kini, banyak ubahan yang dilakukan untuk menjadikan reli semakin kompetitif dan lebih baik. Saat ini,  reli  pakai sistem cloverleaf. Jadi service area akan berpusat di satu titik. SS-nya bahkan memutari service area.

>>> Ini adalah salah satu kemenangan penuh drama yang pernah dimenangkan oleh Thierry Neuville

Tampak BMW E30 Coupe Reli sedang berkendara di jalan

Mobil reli dengan penggerak roda belakang sempat menjadi primadona di ajang reli Indonesia

Tahun 1990-an pun, World Rally Championship (WRC) juga sempat digelar di Indonesia yang menandakan sebagai puncak kejayaan reli di Indonesia. Mobil-mobil eksotis pada saat itu macam Ford Cosworth, Toyota Celica GT dan sebagainya jamak lalu-lalang di sekitar area Medan dan sekitarnya. Karena, memang event WRC saat itu diselenggarakan di sana. “Tentu saja saat itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi komunitas reli Tanah Air karena Indonesia bisa turut andil dalam menyelenggarakan event reli terbesar di dunia,” tambah Jeffrey lagi.  

>>> Berita-berita tentang komunitas mobil di Indonesia ada disini

Tampak Mitsubishi Lancer Evo X berwarna merah

Mobil-mobil grup N mulai banyak meramaikan kejurnas reli di Indonesia tahun 2000-an

Sementara itu, Julian Johan, yang merupakan pereli muda putra sulung pereli senior Ismail Johan, juga memberikan pendapatnya mengenai kancah reli Tanah Air saat ini. Julian Johan atau akrab disapa Jeje mengungkapkan bahwa kancah reli terus berevolusi. “Dulu mobil-mobil yang ikut semuanya terkesan seperti mobil mahal, tapi sekarang mobil normal yang beredar di pasaran juga sudah bisa ikut reli sehingga terasa lebih affordable untuk masyarakat,” papar pereli sekaligus pembalap speed offroad yang beberapa waktu lalu turun reli di Malaysia menggunakan mobil Proton Satria Neo.

>>> Penasaran dengan apa itu AP4 dan Mitsubishi Xpander AP4 andalan Rifat Sungkar? Lihat ulasan lengkapnya disini

Tampak Mitsubishi Xpander AP4 di pameran otomotif

Mitsubishi Xpander diikutkan kejuaraan reli merupakan salah satu impian terbesar Rifat Sungkar

Masih menurut pria ramah yang enggak pelit bagi-bagi ilmu ini, menurutnya, secara peraturan, kancah reli juga terus berkembang demi menyesuaikan nilai-nilai kompetisi, faktor keamanan pereli, penonton, serta unsur hiburan. Tujuan utamanya adalah berusaha membangkitkan kembali kancah reli seperti 30 tahun yang lalu, dimana saat itu reli menjadi primadona. Di lingkungan Asia Pasifik sendiri kini telah muncul kelas-kelas baru yang lebih memudahkan para peserta untuk ikut di ajang reli. “Saat ini ada kelas AP4 yang ada di region Asia Pasifik. Selain lebih ekonomis ketimbang ajang reli di Eropa, aturannya pun dibuat lebih cocok untuk para peserta yang tinggal di kawasan Asia Pasifik,” papar pengguna Suzuki Grand Vitara ini.

>>> Ingin mudik dengan mobil bekas? Temukan mobil idaman Anda di sini

Konsep Mitsubishi Xpander AP4 Rifat berwarna putih

Hadirnya Xpander AP4 diharapkan akan merangsang kembali kejuaraan reli di Indonesia

Apalagi saat ini teknologi jadi salah satu senjata paling ampuh untuk kembali membangkitkan reli di Indonesia. Jeje pun mendukung penuh Komisi Reli IMI Pusat yang dipimpin oleh Rifat Sungkar untuk membangkitkan reli seperti sedia kala. “Rifat sangat berkompeten untuk merangkul semua pihak agar reli bisa bergairah seperti dulu lagi, dengan mengombinasikan teknologi serta regulasi yang telah dirumuskannya,” tambahnya. Dan benar saja, ubahan yang dilakukan oleh Rifat Sungkar dan timnya tergolong radikal untuk kelangsungan reli Indonesia, contohnya di kelas F-1, mobil yang digunakan kini minimal harus berkapasitas 1500 cc dari sebelumnya 1.200 cc.

>>> Penasaran dengan Toyota Yaris WRC andalan Kriss Meeke dan Ott Tanak? Lihat ulasan kami disini

Citroen C3 WRC 2019 Sebastian Ogier sedang berkendara di jalan

Impian terbesar tentu saja membawa kembali ajang World Rally Championship ke Indonesia setelah terakhir tahun 1997

Hal ini dimaksudkan untuk menjaring ketertarikan peserta-peserta baru, karena adalah hal yang mustahil untuk memboyong kejuaraan reli dunia (WRC) kembali ke Indonesia namun di negara kita sendiri belum ada alih teknologi anyar. Untuk itu semua pihak perlu mendukung apa yang diusahakan oleh Komisi Reli IMI Pusat dalam mengembangkan kembali reli di Indonesia. Dan konsep mobil reli AP4 adalah salah satu ide brilian yang ada saat ini dan sangat mungkin untuk dikembangkan di negara kita tercinta ini. Well, semoga saja reli akan kembali bergairah di tahun-tahun kedepan. So, itulah perbedaan gelaran reli Indonesia antara dahulu dengan sekarang.

>>> Ini pendapat kami mengenai mobil yang menjadi juara umum kejuaraan reli paris dakar tahun 2019 ini

Tampak Suspensi Hyundai i20 Coupe WRC 2019

Bukan tidak mungkin, mobil-mobil canggih WRC kembali lagi hilir mudik di Indonesia

>>> Berita otomotif terlengkap hanya di Cintamobil.com

Mengawali karir sebagai jurnalis otomotif pada 2014, setahun kemudian Arfian menjadi test driver di sebuah tabloid otomotif nasional. Bergabung di Cintamobil.com sejak 2018, kini ia menjadi Head of Content di Cintamobil.com   About Arfian Lulusan kampus Trisakti angkatan 2009 ini sebe
 
back to top