
Di era milenial ini, nama Tjetjep Hariyana memang tak setenar Doni Tata maupun Rio Hariyanto. Tapi penggemar balap dalam negeri harus mengenal sosok tak pantang menyerah yang menghiasi dunia balap Tanah Air di era 50-an hingga 60-an. Prestasinya tak hanya merebak di Indonesia, tapi terdengar hingga Asia.
Prestasi Tjetjep Hariyana
Nama Tjetjep Hariyana mendadak tenar setelah mantan pembalap kebanggaan Indonesia ini mendapatkan tiket MotoGP Mandalika dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Tjetjep menerima tiket sebagai bentuk apresiasi Ridwan Kamil atas prestasinya di dunia balap.
Tjetjep mendapatkan tiket MotoGP Mandalika dari Ridwan Kamil
Ia memulai karir balap pada tahun 1954 di Surabaya, mengenakan motor Jawa 350cc buatan Cekoslovakia. Meski kalah di balapan pertama, menyerah bukan pilihannya. Empat tahun setelahnya ia memenangi Grand Prix (GP) Curug 500cc di Lapangan Terbang API, atau kini Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, yang diselenggarakan oleh Posidja bersama Persaturan Penggemar Sepeda Motor BSA Djakarta.
>>> Jurnalis MotoGP Ungkap Berbagai Masalah Seputar MotoGP Mandalika
Perubahan ke era Soeharto mempermudah pembuatan visa, sehingga sejak 1966 Tjetjep bisa mengikuti balapan di luar Indonesia untuk pertama kalinya. Mulai dari Grand Prix Singapura, Malaysia, dan Makau diikutinya.
Hingga pada GP Makau 1970, ia meraih prestasi terbaiknya ketika merengkuh podium ketiga dengan menunggangi motor Yamaha TR2. Kala itu, rekan setimnya Benny Hidayat berhasil menempati juara pertama bersama motor Yamaha YSI.
Prestasi balap Tjetjep membentang dari 1954 hingga 1974
Tapi kecelakaan parah di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, membuat Tjetjep harus gantung helm pada tahun 1974. Ia menjalani perawatan akibat patah tangan dan kaki di Malaysia selama sebulan, sebelum akhirnya dipindah ke rumah sakit Tanah Air.
Kehidupannya setelah membalap tak semegah prestasinya. Mulai dari menjadi tukang kayu dan kusen, ia harus berpindah-pindah dari rumah keempat anaknya hingga akhirnya sekarang tinggal di panti jompo. Meski bisa berdiri sendiri, Tjetjep juga harus menggunakan walker untuk berjalan akibat cedera yang dideritanya.
>>> Kisah Pembalap MotoGP di Mandalika, Beli Es Degan Sampai Kartu Perdana
Kini bisa tonton langsung MotoGP
Ia bersama anak dan cucunya disebut berangkat dari Cimahi ke Jakarta pada hari Kamis (17/3/2022) setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tjetjep menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum ke Mandalika
Tjetjep mengungkapkan bahwa ia masih terus mengikuti perkembangan MotoGP, termasuk menonton balapan di televisi. Ia pun tak lupa mengungkapkan kegembiraannya menonton langsung balapan internasional yang kembali ke Indonesia setelah 24 tahun ini.
"Saya terus mengikuti (perkembangan) MotoGP. Kalau ada balapan, saya nonton di TV aja. Sekarang akan nonton langsung, gerung-gerungnya (suara motor) pasti beda," ujar Tjetjep. "Saya senang sekali karena selama ini hanya bisa melihat MotoGP di TV."